Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq, 65: 3)
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS. Al Mulk, 67: 3-4)
… Jika sebuah bentuk yang sesuai atau sangat seimbang didapatkan melalui unsur penerapan atau fungsi, maka kita dapat mencari fungsi Angka Emas padanya… Angka Emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. (1)
Apa yang sama-sama dimiliki oleh piramida
di Mesir, lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, bunga matahari,
bekicot, buah cemara dan jari-jemari Anda? Jawaban atas pertanyaan ini
tersembunyi pada sebuah deret angka yang ditemukan oleh matematikawan
Italia, Fibonacci. Sifat angka-angka ini, yang dikenal sebagai
angka-angka Fibonacci, adalah bahwa masing-masing angka dalam deret
tersebut merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. (2)
L. Pisano Fibonacci |
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu
angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan
sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama
lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret
tersebut. Angka ini dikenal sebagai “golden ratio” atau “rasio emas”.
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618
2584 / 1597 = 1,618
|
TUBUH MANUSIA DAN RASIO EMAS
Ketika melakukan penelitian atau memulai merancang produk, para
seniman, ilmuwan dan perancang mengambil tubuh manusia, yang
perbandingan ukurannya ditetapkan berdasarkan rasio emas, sebagai acuan
ukuran yang mereka gunakan. Leonardo da Vinci dan Le Corbusier
menggunakan tubuh manusia, yang ukurannya ditetapkan menurut rasio emas,
sebagai patokan ukuran ketika membuat rancangan karya mereka. Tubuh
manusia dijadikan pula sebagai patokan dalam the Neufert, salah satu buku rujukan terpenting arsitektur abad modern.
RASIO EMAS PADA TUBUH MANUSIA
Hubungan kesesuaian “ideal” yang dikemukakan ada pada berbagai bagian
tubuh manusia rata-rata dan yang mendekati nilai rasio emas dapat
dijelaskan dalam sebuah bagan umum sebagaimana berikut: (3)
Nilai perbandingan M/m pada diagram berikut selalu setara dengan rasio emas. M/m = 1,618
Contoh pertama dari rasio emas pada tubuh
manusia rata-rata adalah jika antara pusar dan telapak kaki dianggap
berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia setara dengan 1,618 unit.
Beberapa rasio emas lain pada tubuh manusia rata-rata adalah:
Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
Tangan Manusia
Angkatlah tangan Anda dari mouse
komputer dan lihatlah bentuk jari telunjuk Anda. Dalam segala
kemungkinan akan Anda saksikan rasio emas padanya. Jari-jemari kita
memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang dari dua ruas pertama
terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut menghasilkan angka
rasio emas (kecuali ibu jari). Anda juga dapat melihat bahwa
perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari kelingking
merupakan rasio emas pula. (4)
Anda memiliki dua (2) tangan, dan jari-jemari yang ada padanya terdiri dari tiga (3) ruas. Terdapat lima (5) jari pada setiap tangan, dan hanya delapan (8) dari
keseluruhan sepuluh jari ini tersambung menurut rasio emas: 2, 3, 5,
dan 8 bersesuaian dengan angka-angka pada deret Fibonacci.
Rasio Emas pada Wajah Manusia
Terdapat beberapa rasio emas pada wajah
manusia. Akan tetapi Anda tidak dianjurkan mengambil penggaris dan
berusaha mengukur wajah-wajah orang, sebab hal ini merujuk pada “wajah
manusia ideal” yang ditetapkan oleh para ilmuwan dan seniman.
Misalnya, jumlah lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi dengan
tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah
dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas. Semua ini adalah
perbandingan ukuran ideal yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang
dokter. Sejumlah rasio emas lain pada wajah manusia adalah:
- Panjang wajah / lebar wajah,
- Jarak antara bibir dan titik di mana kedua alis mata bertemu / panjang hidung,
- Panjang wajah / jarak antara ujung rahang dan titik di mana kedua alis mata bertemu,
- Panjang mulut / lebar hidung,
- Lebar hidung / jarak antara kedua lubang hidung,
- Jarak antara kedua pupil / jarak antara kedua alis mata.
Rasio Emas pada Paru-Paru
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1985 dan 1987 (5),
fisikawan Amerika B. J. West dan Dr. A. L. Goldberger menemukan
keberadaan rasio emas pada struktur paru-paru. Salah satu ciri jaringan bronkia yang
menyusun paru-paru adalah susunannya yang asimetris. Misalnya, pipa
saluran udara yang bercabang membentuk dua bronkia utama, satu panjang
(bronkia kiri) dan yang kedua pendek (bronkia kanan). Percabangan
asimetris ini terus berlanjut ke percabangan-percabangan bronkia
selanjutnya. (6)
Telah dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini perbandingan antara
bronkia pendek terhadap bronkia panjang selalu bernilai 1/1,618.
PERSEGI PANJANG EMAS DAN RANCANGAN PADA SPIRAL
Sebuah persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama
dengan rasio emas dikenal sebagai “persegi panjang emas.” Sebuah persegi
panjang yang panjang dan lebarnya masing-masing berukuran 1,618 dan 1
satuan panjang adalah persegi panjang emas.
Mari kita letakkan sebuah bujur sangkar di sepanjang sisi lebar dari
persegi panjang ini dan menggambar seperempat lingkaran yang
menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini. Kemudian, kita gambar
satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada sisi yang
selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang yang
ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada
akhirnya Anda akan mendapatkan sebuah spiral.
Pakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana
orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama
ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena
penglihatan kita dapat dengan mudah mengikuti bentuk tersebut. (7)
Spiral yang didasarkan pada rasio emas
memiliki rancangan paling tak tertandingi yang dapat Anda temukan di
alam. Sejumlah contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan
spiral pada bunga matahari dan buah cemara. Ada lagi contoh yang
merupakan penciptaan tanpa cela oleh Allah Yang Mahakuasa dan bagaimana
Dia menciptakan segala sesuatu dengan ukuran: proses pertumbuhan banyak
makhluk hidup berlangsung pula dalam bentuk spiral logaritmik.
Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya
tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun
dalam matematika yang memiliki sifat ini. (8)
Rancangan pada Kerang Laut
Rancangan tanpa cela pada cangkang nautilus memiliki bentuk yang mengikuti rumus rasio emas. |
Saat meneliti cangkang makhluk hidup yang
digolongkan sebagai hewan bertubuh lunak atau moluska, yang hidup di
dasar laut, bentuk dan struktur permukaan bagian dalam dan luar dari
cangkangnya menarik perhatian para ilmuwan:
Permukaan bagian dalamnya halus licin, sedangkan di bagian luarnya bergalur. Tubuh moluska berada di dalam cangkang, oleh karena itu permukaan bagian dalamnya haruslah halus licin. Garis pinggiran luar dari cangkang menambah kekokohan cangkang, sehingga meningkatkan kekuatannya. Bentuk-bentuk cangkang membuat orang kagum karena kesempurnaan dan sifat menguntungkan yang dihasilkan proses penciptaannya. Gagasan spiral pada cangkang terwujudkan dalam bentuk geometris sempurna, dalam bentuk rancangan yang sungguh elok dan “tajam”. (9)
Cangkang-cangkang kebanyakan moluska
tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik. Sungguh tidak ada keraguan
bahwa hewan-hewan ini tidak memahami perhitungan matematis paling
sederhana sekalipun, apalagi bentuk spiral logaritmik. Jadi bagaimana
makhluk-makhluk tersebut dapat mengetahui hal itu sebagai yang terbaik
baginya untuk tumbuh? Bagaimana binatang-binatang ini, yang oleh
sejumlah ilmuwan digambarkan sebagai makhluk “primitif,” tahu bahwa
spiral logaritmik adalah bentuk terbaik bagi mereka? Mustahil
pertumbuhan semacam ini terjadi tanpa adanya suatu pengetahuan atau
kecerdasan. Pengetahuan tersebut ada tapi bukan pada moluska ataupun di
alam itu sendiri, meskipun sejumlah ilmuwan menyatakan hal demikian.
Sama sekali tidaklah masuk akal untuk berusaha menjelaskan hal tersebut
sebagai suatu ketidaksengajaan. Rancangan ini hanya dapat dihasilkan
oleh suatu kecerdasan dan pengetahuan mahatinggi, yang merupakan milik
Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu:
“Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?” (QS. Al An’aam, 6: 80)
Pertumbuhan mengikuti pola semacam ini digambarkan sebagai “gnomic growth”
(pertumbuhan gnomis) oleh ilmuwan biologi Sir D’Arcy Thompson, seorang
pakar dalam bidang tersebut, yang menyatakan bahwa mustahil membayangkan
adanya sistem lain yang lebih sederhana, selama pertumbuhan cangkang
kerang laut, daripada sistem yang didasarkan pada pelebaran dan
pemanjangan yang terbentuk mengikuti perbandingan yang sama dan tidak
berubah. Ia menjelaskan, cangkang tersebut terus-menerus tumbuh, akan
tetapi bentuknya tetap sama. (10)
Seseorang dapat menyaksikan salah satu
contoh paling bagus dari pertumbuhan semacam ini pada seekor nautilus,
yang garis tengahnya hanya beberapa sentimeter. C. Morrison menjelaskan
proses pertumbuhan ini, yang sangat sulit untuk dirancang sekalipun
dibantu dengan kecerdasan manusia, dengan menyatakan bahwa di sepanjang
cangkang nautilus, spiral yang ada di bagian dalam memanjang dan
tersusun atas sejumlah bilik yang disekat oleh dinding-dinding yang
terbuat dari karang mutiara. Ketika hewan ini tumbuh, ia membentuk satu
bilik lagi di mulut cangkang spiral yang berukuran lebih besar daripada
bilik sebelumnya, dan bergerak maju memasuki tempat yang lebih besar ini
dengan menutup pintu di belakangnya menggunakan selembar sekat karang
mutiara. (11)
Nama ilmiah dari sejumlah hewan laut lain
yang memiliki spiral logaritmik dengan rasio pertumbuhan yang
berbeda-beda pada cangkang mereka adalah:
Haliotis parvus, Dolium perdix, Murex, Fusus antiquus, Scalari pretiosa, Solarium trochleare.
Ammonite, binatang laut punah
yang kini ditemukan hanya dalam bentuk fosil, juga memiliki cangkang
yang tumbuh mengikuti bentuk spiral logaritmik.
Pertumbuhan mengikuti bentuk spiral pada
dunia hewan tidak terbatas pada cangkang-cangkang moluska.
Binatang-binatang seperti antelop, kambing dan biri-biri menyelesaikan
perkembangan tanduk mereka dalam bentuk spiral yang berdasarkan rasio
emas. (12)
Rasio Emas pada Organ Pendengaran dan Keseimbangan.
Koklea pada telinga bagian dalam manusia
berperan menghantarkan getaran suara. Struktur bertulang ini, yang
berisi cairan, memiliki bentuk spiral logaritmik dengan sudut tetap
=73°43´ yang memiliki rasio emas.
Gading dan Gigi yang Tumbuh Mengikuti Bentuk Spiral
Contoh-contoh lengkungan yang berdasarkan pada spiral logaritmik dapat disaksikan pada gading gajah dan mammoth (sebangsa gajah purba yang besar dan berambut) yang kini telah punah, cakar singa, dan paruh burung beo. Laba-laba eperia
senantiasa merajut jaringnya dengan bentuk spiral logaritmik. Di
kalangan mikroorganisme yang dikenal sebagai plankton, tubuh hewan globigerinae, planorbis, vortex, terebra, turitellae dan trochida semuanya membentuk spiral.
RASIO EMAS DALAM DUNIA MIKRO
Bentuk-bentuk geometris tidaklah terbatas
pada segitiga, bujur sangkar, segilima atau segienam. Bentuk-bentuk ini
juga dapat saling bertemu dalam aneka cara dan menghasilkan bentuk
geometris tiga dimensi yang baru. Kubus dan piramida adalah contoh
pertama yang dapat dikemukakan. Namun, ada pula selain itu bentuk-bentuk
tiga dimensi seperti tetrahedron (dengan empat sisi yang seragam),
oktahedron, dodekahedron dan ikosahedron, yang mungkin tak pernah kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita dan yang namanya bahkan mungkin
belum pernah kita dengar. Dodekahedron tersusun atas 12 sisi berbentuk
segilima, dan ikosahedron terdiri dari 20 buah sisi segitiga. Para
ilmuwan telah menemukan bahwa bentuk-bentuk ini secara matematis
seluruhnya dapat berubah bentuk dari satu ke yang lain, dan perubahan
ini terjadi dengan rasio yang terkait dengan rasio emas.
Bentuk-bentuk tiga dimensi yang memiliki
rasio emas sangatlah umum pada mikroorganisme. Banyak virus berbentuk
ikosahedron. Di antara yang terkenal adalah virus Adeno. Cangkang
protein dari virus Adeno tersusun atas 252 subunit protein, yang
kesemuanya tersusun secara seragam. Sebanyak 12 subunit protein yang
terletak pada sudut-sudut ikosahedron tersebut membentuk prisma
pentagonal. Bentuk menyerupai batang menonjol keluar dari sudut-sudut
ini.
Yang pertama menemukan bahwa virus-virus
ada dalam bentuk-bentuk yang memiliki rasio emas adalah Aaron Klug dan
Donald Caspar dari Birkbeck College di London pada tahun
1950-an. Virus pertama yang mereka pastikan memiliki rasio emas adalah
virus polio. Virus Rhino 14 memiliki bentuk yang sama seperti virus
polio.
Mengapa virus-virus memiliki
bentuk-bentuk yang didasarkan pada rasio emas, yakni bentuk-bentuk yang
sulit untuk kita bayangkan dalam benak kita sekalipun? A. Klug, yang
menemukan bentuk-bentuk ini, memaparkan:
Rekan saya Donald Caspar dan saya menunjukkan bahwa rancangan pada virus-virus ini dapat dijelaskan melalui keumuman bentuk simetri ikosahedral yang memungkinkan satuan-satuan pembangunnya yang seragam untuk dipasangkan satu sama lain dalam susunan yang kurang lebih sama, dengan sedikit kelenturan di dalamnya. Kami mengumpulkan seluruh rancangan yang mungkin, yang memiliki kemiripan dengan kubah-kubah geodesik yang dirancang oleh sang arsitek R.
Buckminster Fuller. Akan tetapi, kubah-kubah Fuller harus dirakit dengan mengikuti rumus-rumus yang lumayan rumit, sedangkan rancangan pada cangkang virus memungkinkannya terbentuk secara mandiri. (14)
Penjelasan Klug sekali lagi menyingkap
sebuah kebenaran nyata. Terdapat perencanaan teramat teliti dan
perancangan cerdas pada virus sekalipun, wujud yang dianggap para
ilmuwan sebagai “salah satu makhluk hidup paling sederhana dan paling
kecil.” (15)
Rancangan ini sangat jauh lebih sempurna dan unggul dibandingkan karya
Buckminster Fuller, salah satu arsitek terkemuka di dunia.
Dodekahedron dan ikosahedron juga tampak
pada rangka silika dari radiolaria, organisme laut bersel satu. Bentuk
dan ukuran yang didasarkan pada dua bentuk geometris ini, seperti
dodekahedron sama-sisi dengan bagian menyerupai kaki yang menonjol
keluar dari masing-masing sudutnya, serta aneka bentuk pada permukaannya
memunculkan bentuk-bentuk badan radiolaria dengan keindahan yang beragam. (16) Sebagai contoh dari kelompok organisme ini, yang berukuran kurang dari satu milimeter, dapat kita kemukakan Circigonia icosahedra yang berbentuk ikosahedron dan Circorhegma dodecahedra dengan rangka dodekahedron. (17)
Rasio Emas pada DNA
Molekul yang mengandung informasi tentang
seluruh sifat-sifat fisik makhluk hidup juga telah diciptakan dalam
bentuk yang didasarkan pada rasio emas. Molekul DNA, cetak biru
kehidupan, didasarkan pada rasio emas. DNA tersusun atas dua rantai
heliks tegaklurus yang saling berjalinan. Panjang lengkungan pada setiap
rantai heliks ini adalah 34 angstroms dan lebarnya 21 angstroms. (1
angstrom adalah seperseratus juta sentimeter.) 21 dan 34 adalah dua
angka Fibonacci yang berurutan.
RASIO EMAS PADA KRISTAL SALJU
Rasio emas juga mewujud pada struktur
kristal. Kebanyakan struktur ini teramat kecil untuk dapat dilihat
dengan mata telanjang. Akan tetapi Anda dapat menyaksikan rasio emas
pada serpihan salju. Ragam bentuk panjang dan pendek yang beraneka yang
membangun bentuk serpihan salju, semuanya menghasilkan rasio emas. (18)
RASIO EMAS DI RUANG ANGKASA
Di jagat raya terdapat banyak galaksi-galaksi berbentuk pilin (spiral) yang memiliki rasio emas pada strukturnya.
Rasio Emas dalam Fisika
Anda menjumpai deret dan rasio emas di
bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup fisika. Ketika suatu
sumber cahaya ditempatkan di atas dua lapisan kaca yang saling
bertumpukan, sebagian dari cahaya itu menembusnya, sebagian lagi
diserap, dan sisanya dipantulkan. Apa yang terjadi adalah “pemantulan
berulang-ulang.” Jumlah garis yang dilalui berkas cahaya di dalam kaca
sebelum akhirnya keluar kembali bergantung pada jumlah pemantulan yang
dialaminya. Pada akhirnya, ketika kita menghitung jumlah berkas cahaya
yang akhirnya keluar kembali, kita dapati bahwa jumlah ini bersesuaian
dengan angka-angka Fibonacci.
Fakta bahwa banyak sekali struktur benda
hidup dan tak hidup yang saling tak terkait di alam namun memiliki
bentuk yang mengikuti satu rumus matematis tertentu merupakan salah satu
bukti paling nyata bahwa semua ini telah dirancang secara khusus. Rasio
emas adalah rumus keindahan yang sangat dikenal dan diterapkan oleh
para seniman. Karya-karya seni yang didasarkan pada rasio itu
menampilkan kesempurnaan keindahan. Tumbuhan, galaksi, mikroorganisme,
kristal dan makhluk hidup yang dirancang menurut acuan yang ditiru oleh
para seniman ini semuanya adalah contoh daya cipta mahahebat dari Allah.
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa Dia telah menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran. Beberapa ayat ini berbunyi:
… Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaaq, 65: 3)
… Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS. Ar Ra’d, 13: 8)
oleh: Harun Yahya
nice info bang..thx banget ilmu.y
ReplyDeletekomen back yeee
yupz, trims atas komennya...
ReplyDelete