Selain itu, litter basah yang disebabkan oleh kotoran, biasanya akan menciptakan kondisi kandang yang bau. Bau ammonia yang menyengat dapat menyerang sistem pernafasan dan berpengaruh terhadap perfoma ayam.
Kita bisa saja mengganti litter sesering mungkin sebagai solusinya, namun langkah ini merepotkan dan tidak ekonomis. Oleh sebab itu, yang perlu diupayakan adalah bagaimana supaya kotoran (feses) ayam tidak basah dan bau atau wet dropping. Faktor yang dapat mempengaruhi wet dropping antara lain:
a. Faktor Non-Infeksius
- Manajemen kandang
Kelalaian pengontrolan suhu, kelembaban, dan densitas (kepadatan) ayam di dalam kandang akan menyebabkan ayam menghadapi stres panas sehingga ayam lebih banyak minum dibandingkan makan. Akibatnya feses yang dikeluarkan konsistensinya lebih cair.
- Pakan/Air minum
Tingginya konsentrasi mineral seperti natrium, kalium, magnesium, dan klorin dapat mengakibatkan asupan air yang berlebihan. Selain itu pemakaian formulasi pakan yang kaya akan serat terutama sumber bahan pakan karbohidrat bukan pati (NSPs) dapat meningkatkan perlekatan makanan dalam saluran pencernaan sehingga lebih banyak cairan yang keluar.
- Kualitas bahan baku pakan
Pakan yang mengandung jamur dapat memicu timbulnya mikotoksin terutama jenis aflatoxin dan T-2, sehingga berdampak pada iritasi saluran pencernaan serta menyebabkan terjadinya kasus wet dropping. Sementara itu mikotoksin jenis ochratoxin A, citrinin, dan oosporin dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal seperti terjadinya polyuria (produksi urin yang berlebihan) sehingga feses menjadi basah yang akhirnya menurunkan feed intake.
Sumber : trobos.com
No comments:
Post a Comment