Home

Thursday, 8 August 2013

Kekaisaran Ottoman

Osmanli Imparatoroglu, demikian orang Turki menyebutnya. Ottoman Empire, demikian dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia artinya adalah Kekaisaran Ottoman. Umat muslim mengenalnya sebagai Kekhalifahan Utsmani.
Empire, Imparatoroglu, atau Kekaisaran adalah sebuah istilah yang menunjukkan kerajaan dengan kekuasaan yang sangat luas. Kita mengenal Kekaisaran Romawi (Roman Empire), Kekaisaran Jerman (Holy Roman Empire), atau Kekaisaran Cina (berbagai dinasti). Osmanli atau Utsmani merupakan kata yang menunjukkan nasab/silsilah dari penguasa kerajaan tersebut, yaitu anak cucu Utsman (Osman dalam bahasa Turki). Penggunaan nasab/silsilah sebagai nama bagi kerajaan memang lazim digunakan pada saat itu, misal Kekhalifahan Abbasiyah (keturunan Abbas R.A) atau Fatimiyah (Keturunan Fatimah.
Ertughrul: Keputusan Yang Penting
Utsmani/Ottoman sesungguhnya adalah sebuah bentuk kerajaan/kesultanan. Sejarahnya hampir sama dengan sejarah awal berdirinya Kerajaan Metaram Islam. Kisah itu dimulai dari Ertughrul, leluhur para sultan Ottoman. Ertughrul adalah termasuk bangsa turki yang bermigrasi dari Asia Tengah ke daerah Anatolia. Di wilayah ini pada saat itu terdapat dua kekuasaan politik yaitu Bani Seljuq dan Byzantium. Ertughrul bersama pasukan dan pengikutnya bergabung dan mengabdi kepada Sultan Bani Seljuq. Ia kemudian diberi daerah Ekisyehir di daerah antara Seljuq dan Byzantium, antara Anatolia dan Nice.
Kisahnya adalah sebagai berikut, saat sedang memimpin kelompoknya melintasi Anatolia, Ertughrul melihat terdapat kepulan asap di kejauhan. Ia mendekati kepulan asap tersebut dan melihat Pasukan Seljuq sedang menghadapi bangsa Mongol. Ertughrul saat itu mengambil keptusan bersejarah untuk ikut campur dalam pertempuran tersebut dan membela Seljuq. Akhirnya Seljuq menang dan ia mendapatkan hadiah sebagaimana yang telah disebutkan. Kita lihat, sebuah keputusan mempengaruhi sejarah manusia
Osman: Leleluhur Para Ottomans
Seperti lazimnya sistem pengisian jabatan di zaman dahulu, yaitu dengan penunjukkan dan setelahnya diwarisi turun temurun, kepemimpinan Ertughrul diwarisi oleh anaknya Osman. Osman bergelar Osman Gazi atau panglima Osman karena pada kenyataannya Osman memang setingkat panglima dalam hirarki di Bani Seljuq. Saat kekuasaan Bani Seljuq melemah, para panglima yang dulunya diberi daerah kekuasaan oleh Sultan Seljuq mendirikan kesultanan sendiri, yang disebut Kesultanan Ghazi. Ini mirip dengan pendirian Kesultanan Pajang dan Metaram saat Kesultanan Demak Bintoro melemah.
Sebenarnya Osman telah diberikan kekuasaan otonom oleh Sultan Seljuq di wilayahnya. Ia diberikan kuda, dan panji, dan drum sebagai lambang kekuasaan. Kutbah Jumat di wilayahnya juga mendoakannya bahkan ia bisa mencetak uang atas namanya. Sehingga saat Seljuq meredup wajar jika kekuasaan Ottoman muncul ke permukaan.
Inilah awal bedirinya kekuasaan Ottoman di wilayah Anatolia. Oleh karena itu yang tercatat sebagai sultan pertama Ottoman adalah Sultan Osman Ghazi. Demikian pula kesultanan tersebut menabalkan namanya berdasar nama Osman, Osmanli/Utsmani.
 
Sultan Osman Gazi (1299-1324)

Osman adalah seorang yang kuat, sehingga ia digelari Kara (literal: hitam, maksudnya adalah kuat), Kuatnya Osman sangat dikenal, hingga dahulu muncul ungkapan orang tua kepada anaknya, “Semoga Engkau sekuat Osman!”.
Pada Osman, ibukota kekuasaan yang awalnya di daerah Sogut dipindahkan ke Busra dan kekuasaan Ottomanpun terus membesar. Ottoman berhasil menaklukkan Gemlik dan meletakkan dasar yang kuat bagi berlangsungnya sebuah kesultanan Ottoman.
Satu yang sering tidak disebut di buku sejarah, bahwa Osman adalah orang yang cukup religius. Ia selalu mendengarkan nasehat seorang Syaikh, yaitu Syaikh Edebali. Ia sering datang ke rumah beliau dan mendengarkan nasihat beliau atau berkumpul bersama grup darwis (sufi) di rumah beliau.
Suatu hari saat sedang menginap di tempat Edebali, Osman bermimpi, ia melihat bulan turun ke dada Edebal. Cahayanya berkembang hingga ke dada Osman. Dari sana tumbuh pohon yang besar, hijau, dan banyak cabangnya. Bayangan pohon tersebut menutupi seluruh dunia. Esoknya Osman segera menanyakan tafsiran mimpinya kepada Edebali. Lalu Syaikh menyatakan bahwa Alloh telah memberikan kekuasaan kepada Osman dan anak-anaknya. Dunia akan berada di bawah perlindungan anak cucunya. Selain itu, mimpi mengisyarakan Syaikh agar menikahkan putrinya kepada Osman. Ternyata tafsiran Syaikh atas mimpi ini menjadi kenyataan. Keturunan Osman memang memerintah wilayah yang sangat luas, dari Jazirah Arab ke Wina, dari Aljazair ke Iraq. Membentang di tiga benua.
Orhan Sang Penakluk
Setelah Osman wafat, beliau digantikan oleh Orhan. Seperti ayahnya, Orhan bergelar Sultan Orhan Ghazi. Beliau memiliki beberapa isteri dan beberapa di antaranya adalah ningrat Byzantum. Misalnya Teodora, putri dari Kaisar Byzantium John VI Kantakouzenos. Atau isteri keduanya, Holofira, yang merupakan puteri Pengeran Byzantium di Yarhisar. the daughter of the Byzantine Prince of Yarhisar. Legendanya, Holofira ini meninggalkan upacara pernikahannya dengan Pangeran Bilecik dan beralih ke Orahan. Saya membayangkan ini seperti kisah-kisah cinta masa kini. Mungkin Orhan itu orangnya tampan sehingga Holofira kepincut sampai-sampai meninggalkan upacara pernikahannya. Setelah menikah dengan Orhan, Holofira menjadi muslimah dan berganti nama menjadi Nilufer Hatun. Nilufer inilah yang melahirkan Murad, penggati Orhan nantinya.
Awalnya Orhan bermusuhan dengan Kaisar Byzantium, Andronicus III dan berhasil menaklukkan sebagian besar kekuasaan Byzantium di Asia Kecil, seperi Nice dan Izmit. Tapi kemudian beliau menjalin aliansi dengan John VI Kantakouzenos.
 
Sultan Orhan Ghazi (1324-1361)
Ceritanya, Raja John VI ini awalnya tidak memiliki ambisi menjadi Kaisar, tetapi ia orang yang berpengaruh di kalangan pemerintahan. Ia hanya menjadi kepala pemerintahan administratif sampai calon kaisar yang masih muda naik tahta. Tetapi beberapa kalangan dekat Ratu, ibu dari calon kaisar yang masih kecil, curiga pada motivasi dari John VI, juga sang Rati sendiri. Sehingga saat John VI berkunjung ke Morea, pasukannya di ibu kota dihancurkan dan ia dinyatakan sebagai kriminal. Kaisar yang kecilpun segera dinobatkan.
Hal ini membawa perang sipil karena para pendukung John tidak mau menuruti keputusan sepihak tersebut. John IV mencari bantuan dari negara-negara tetangganya. Ternyata Ottomanlah yang menyanggupi membantunya. Mungkin pernikahan putrinya, Teodora adalah dalam rangka mengukuhkan ikatan aliansi tersebut.
Ternyata Ottoman pertama kali menginjakkan kaki di Eropa dalam rangka membantu sekutunya Kaisar John VI Kantakouzenos ini. Ottoman kemudian mendapatkan daerah di Galipoli. Selain membantu John VI Kantakouzenos memenangkan perang sipil, Ottoman juga membantunya melawan Stephen Uros IV Dusan dari Serbia yang memanfaatkan situasi genting di Byznaitum untuk menduduki wilayah-wilayahnya.
Murad Sang Kaisar (Hudavendigar)
Baru saat sultan ketiga naik tahta, Murad I, beliau mulai mengunakan gelar Hudavendigar atau Kaisat. Saya kira ini menunjukkan keinginan Murad untuk lepas dari baying-bayang Seljuq, seperti kita tahu, gelar Ghazi (panglima) yang diperoleh kakeknya adalah berasal dari pengabdiannya kepada Bani Seljuq.
Selain itu, Murad memang sudah pantas untuk menyematkan gelar itu pada dirinya, saat itu, kekuasaan Ottoman telah berkembang hingga ke seberang benua, yaitu Eropa. Dengan wilayah yang luas tersebut, berarti Kerajaan Ottoman telah menaklukkan berbagai kota, seperti Nice, Edirne, dll. Para raja/pembesar kerajaan tersebutpun telah takluk kepada Ottoman. Sehingga tidak salah Murad menaikkan gelarnya dari Ghazi (panglima) menjadi Hudavendigar (kaisar). Karena pertama menggunakan gelar ini, Murad lebih dikenal sebagai Sultan Murad Hudavendigar Han. Gelar sultan Ottoman sejak Murad ini menjadi Sultan Murad Hudavendigar Han.
Sultan Murad Hudavendigar Han (1360-1389)
Murad memang dikenal sebagai orang yang meletakkan dasar-dasar pemerintahan Ottoman. Beliau memindahkan ibu kota ke Erdine (Adrianopel), membangun diwan/administrasi baru dan membangun Jenissari (tentara baru). Beliau juga membnetuk sistem pemeirintahan provinsi dengan membentuk provinsi Anadolu (Anatolia) dan Rumeli (Eropa). Selain pertama menggunakan gelar Hudavendigar, Murad juga Sultan Ottoman pertama yang menetapkan gelar Sultan bagi para raja Ottoman.
Murad I berhasil memperluas daerah kekuasaan Ottoman ke wilayah Macedonia dan Serbia. Namun beliau wafat saat pasukan penyusup Serbia berhasil menyelinap ke tenda beliau dan membunuhnya.
Beyazid Sang Petir
Hudavendigar digantikan oleh puteranya Beyazid. Beyazid melanjutkan penaklukkan kearah Eropa. Namun penaklukkan tersebut kemudian berhenti karena terjadi serangan dari arah belakang, dari arah Asia. Serangan tersebut dilancarkan oleh Kekuasaan Mongol yang besar dan kuat, Tamerlane. Beyazid secepat kilat berbalik arah dan meluncur dari Eropa ke Anatolia untuk menahan serangan Tamerlane. Namun kemudian beliau ditawan dalam Pertempuran Ankara.
Sultan Yildirim Beyazid Han (1389-1402)
Memang kemudian Tamerlane tidak melanjutkan serangannya sehingga Kesultanan Ottoman tidak runtuh. Namun tertangkapnya Beyazid menimbulkan perebutkan kekuasaan antara anak-anak Beyazid sehingga kekuasaan Ottoman menjadi kacau. Ottomanpun kehilangan beberapa daerah kekuasaannya di Eropa dan Anatolia karena deerah tersebut memanfaatkan keadaan Ottoman yang sedang kacau untuk melepaskan diri (separatis). Masa perpecahan ini disebut masa Interegnum.
Walapun demikian, Beyazid tetap dikenang sebagai sultan yang sigap dan awas. Kecepatan pasukannya bergerak dari Eropa ke Anatolia untuk mengantisipasi serangan Tamerlane menjadikan beliau digelari Yildirim (Sang Kilat). Sehingga beliau bergelar Sultan Yildirim Beyazid Han. Selain itu, awasnya beliau sehingga mampu mengantisipasi serangan dari arah belakang menjadikan beberapa lukisan wajah beliau menggambarkan beliau sedang melirik atau menoleh ke belakang.
Berbagai kisah beredar mengenai keadaan Beyazid dalam tawanan Timur. Ada yang menyatakan ia diperlakukan seperti budak, ada yang menyatakan ia dimasukkan dalam piala untuk dipertontonkan kepada orang lain. Dalam catatan di istanan Timur dikatakan bahwa Timur memperlakukan Beyazid dengan baik dan bahkan menangisi kematiannya. Setahun atau ada yang mengatakan tujuh bulan 12 hari dalam tawanan akhirnya Beyazid wafat.
Timur akhirnya berhasil menangkap Sultan Yildirim Beyazid Han. Setelah berhasil mengalahkan Beyazid Sang Petir, Timur mengakui Mehmed Celebi anak Beyazid sebagai penguasa sah Ottoman. Tetapi saudara-saudaranya menolak mengakui kekuasaan Mehmed, maka terjadilah masa perpecahan dalam kekuasaan Ottoman. Anak-anak Beyazid mengkalim wilayah kekuasaannya sendiri. Suleyman Celebi menjadi Sultan Edirne, Isa Celebi di Bursa, dan Mehmed Celebi di Amasya. Mereka berperang satu sama lain untuk memperbutkan tahta Ottoman. Masa ini disebut sebagai masa Interregnum (Fetret Devli).
Mehmed berhasil merebut Bursa dari Isa, kemudian Isa melarikan diri ke Barat Laut Anatolia. Namun kemudian Isa dibunuh oleh Suleyman. Hal ini menjadikan Mehmed sebagai penguasa tunggal di wilayah Anatolia dan Suleyman sebagai penguasa tunggal di Rumelia. Suleyman kemudian melakukan usaha menyerang Mehemed. Mehmed menyadari bahwa ia sendirian tidak akan sanggup menghadapi sang kakak tertua, Suleyman, sendirian. Maka ia menghubungi saudaranya Musa Celebi untuk menjalin aliansi.
Aliansipun berhasil dibentuk. Untuk mencegah serangan Suleyman makin merangsek ke daratang Anatolia, Musa dengan kekuatan kecil menyerang Edirne. Taktik itu berhasil, Suleyman berbalik arah dan kembali ke Edirne. Tetapi ia berhasil dibunuh oleh Musa. Tetapi Musa kemudian mengklaim dirinya sebagai Sultan Edirne. Mehmed yang tidak terima akan hal ini kemudian menyerang Musa dan berhasil mengalahkannya.
Berakhirlah masa Fetret Devli (Interegnum) dan Ottoman kembali dipimpin oleh satu Sultan yaitu Sultan Mehmed Celebi Han.
Mehmed Celebi Sang Pendiri Kedua (2nd Founder)
Setelah berhasil mengkonsolidasikan kekuatan di dalam, Mehmed kemudian kembali merapikan wilayah Ottoman yang berantakan akibat Interegnum. Ia mulai dari wilayah Anadolu (Anatolia). Pada 1414 ia menaklukkan Izmir, Negeri Candar, Cilcia, dan Saruhan. Karaman yang mencoba menyerang Bursa berhasil ditepis. Setelah konsolidasi Anatolia, ia mengarah ke Rumelia (Eropa). Di Eropa Memed berhasil mengembalikan kekuasaan Ottoman dan kemudian menjadikan Wallachia membayar pajak pada Ottoman. Selain itu beliau juga melanjutkan pembangunan angkatan laut Ottoman.
Sultan Mehmed Celebi Han (1402-1421)
Karena prestasinya mengembalikan kekuasaan Ottoman, beliau dikenal sebagai pendiri kedua Ottoman, Second Founder. Gelar kebangsawanannya yang dipakai sejak masa Interegnum juga terus terbawa, sehingga beliau dikenal sebagai Mehmed Celebi, Celebi adalah gelar bangsawan yang berarti “Yang Terhormat.”
Sebagian orang menyebut beliau masih keturunan Maulana Jalaluddin Rumi, seorang Sufi besar. Dalam masanya, beliau juga memperhatikan perkembangan kemasyarakatan. Hal ini berkat pengaruh wazirnya di Amasya dahulu, Sehiri. Beliau membangun berbagai masjid, madrasah, dan bangunan  lainnya.
Gambar 
Peta wilayah Ottoman di masa Mehmed Celebi
Murad II  Pengeran Muda Yang Handal
Saat diangkat sebagai sultan setelah wafatnya sang ayah, Mehmed Celebi, Murad II baru berusai belasan tahun (sekitar 19 tahun). Segera setelah pengangkatannya, Byzantium bermain prahara. Sebelumnya Byzantium telah bersedia menahan Musthafa Celebi Sang Penipu (Düzmece Mustafa). Sebelumnya Musthafa Celebi ini telah mencoba memberontak terhadap Mehmed Celebi tetapi berhasil ditangkis. Musthafa lari ke Byzantium lalu dengan bayaran Mehmed Celebi, Byzantium bersedia memenjarakan Musthafa.
Segera setelah Murad II naik tahta, Byzantium mendeklarasikan Musthafa sebagai pewaris sah Beyazid Yildirim. Tetapi ini bersyarat bahwa Musthafa harus menyerahkan kota-kota penting jika ia naik tahta. Dengan bantuan Byzantium Musthafa berhasil mendarat di Rumelia dan mengalang kekuatan di sana. Banyak pasukan Ottoman yang kemudian mendukungnya. Murad lalu mengrim pasukan di bawah Jenderal Senior, Beyezid Pasha. Tetapi Musthafa Sang Penipu berhasil membunuh Sang Jenderal dan iapun mendeklarasikan diri sebagai Sultan Edirne.
Sultan II Murad Han (1421-1444 dan 1446-1451)
Lalu Musthafa Celebi mencoba menyerang ke wilayah Anatolia. Namun Murad II menunjukkan keahliannya sebagai panglima. Walaupun cukup kalah jumlah tetapi beliau bisa memenangkan pertempuran. Musthafa Sang Penipu pun menghindar ke Galipoli (Ulubat). Tetapi terus dikejar Murad II dengan bantuan pelaut asal Genose, Adorno. Msuthafa berhasil ditangkap dan dihukum mati.
Murad II kemudian mengarahkan serangan ke Byzantium yang telah memplot pemberontakan Düzmece Mustafa tersebut. Murad II membentuk pasukan Azeb dan kemudian melakukan pengepungan terhadap Konstantinopel. Di tengah pengepungan, Murad II mendengar adiknya, Musthafa, yang berusia 13 tahun melakukan pemberontakan dengan dukungan Byzantium dan negara-negara kecil di sekitar Anatolia. Pasukan Musthafa telah mengepung Busra, kota kedua terbesar setelah Edirne.
Murad segera menuju Busra. Musthafa berhasil dikalahkan, ditangkap, dan dihukum. Negara-negara kecil di Anatolia (Aydin, Mentese, Teke dan Germian) juga menerima akibat dari keterlibatan mereka dengan pemberontakan tersebut. Negara-negara tersebut ditaklukkan dan dianeksasi oleh Murad II.
Murad II lalu meneruskan perluasan wilayah di Seribia yang masih dalam keadaan bereperang dengan Ottoman. Salonica, Macedonia, Teselya dan Yanya berhasil dikuasai. Pemberontakan Penguasa Wallachiapun berhasil dipadamkan dan Wallachia dianeksasi. Semakin luasnya pengaruh Ottoman di Eropa menjadikan cemas Byzantium dan raja-raja Eropa lainnya yang kemudian melancarkan Perang Salib terhadap Ottoman. Pasukan Salib dipimpin oleh Pangeran Transylvania.
 
Sehzade (Pangeran) Mehmed yang diangkat menjadi Sultan menggantikan Murad II yang turun tahta

Dalam pertempuran ini, Ottoman kalah namun Pasukan Salib tidak bisa merangsek lebih jauh karena terkendala alam. Lalu dicapailah kesepakatan gencatan senjata 10 tahun yang dikenal sebagai Kesepakatan Segedin. Setelah itu Murad II turun tahta dan menaikkan putranya berusia 12 tahun Mehmed II sebagai Sultan.  Beliau menyepi di Manisa.
Melihat peluang sultan yang masih muda, rival Ottoman, Hungaria bersama Venice dan didukung Paus Eugene IV mempersiapkan Pasukan Salib baru untuk menyerang Ottoman. Melihat keadaan ini Mehmed II meminta ayahnya yang telah pensiun untuk memimpin pasukan menghadapi Pasukan Salib tersebut. Murad II menolak, lalu Mehmed mengirimkan surat yang sangat terkenal yang berbunyi, “Jika Engkau adalah sultan maka sudah sepantasnya Engaku memimpin pasukanmu dalam situasi yang sulit ini, maka majulah ke depan dan pimpin pasukanmu. Tetapi jika sayalah yang Sultan, maka saya mengingatkan Engkau untuk patuh kepada perintah Sultan, dan perintah saya adalah, Pimpinlah pasukan!.” Membaca surat ini Murad II tidak bisa menolak.
Hal ini menandai masa kedua kepemimpinannya, Murad II kembali naik tahta. Tetapi sebagian orang menyatakan bahwa kembalinya Murad II ke tahta karena ada pemberontakan Jenissari. Wallohu a’lam mana yang benar.
Lalu Murad II meluncur ke Edirne. Pasukan Ottoman sekita 40.000 lalu meluncur ke Varna dan menyerang Pasukan Salib. Pasukan Salib akhirnya bisa dikalahkan dalam Pertempuran Varna ini. Pertempuran ini menandai berkahirnya Perang Salib yang mencegah Ottoman menaklukkan Konstantinopel. Karena berikutnya, saat Konstantinopel sedang dalam Kepungan Mehmed II, tidak ada Pasukan Salib yang datang membantu.
Empat tahun setelah Pertempuran Varna, terjadi kembali pertempuran besar yang disebut Pertempuran Kosovo Kedua. Murad II lagi-lagi berhasil memenangkan pertempuran yang dipicu invasi Hungaria ke wilayah Ottoman di Serbia. Dengan menangnya Ottoman di pertempuran ini, Balkan sepenuhnya dalam pengaruh politik Ottoman.
Gambar 
Salah satu sudut Bursa Muradiye Complex yang dibangun oleh Sultan II Murad Han
Sebenarnya Murad II adalah seorang yang tidak suka berperang. Ini terlihat dari keinginannya untuk mundur dari kepemimpinan. Tetapi keadaan memaksanya untuk terus berperang sebagaimana dalam kisah di atas. Selain pencapian militer, dalam bidang
sosial, di zaman Murad dibangun ratusan masjid, sekolah, jembatan, dan istana. Salah satu bangunan peninggalan Murad II yangbisa dilihat adalah Bursa Muradiye Complex, yang terdiri dari masjid, makam, madrasah, pemandian, dan taman. Murad II sendiri sebenarnya adalah seorang seniman dengan nama pena Muradi.
Gambar
Makam Sultan II Murad Han di Bursa Muradiye Complex
Dalam masanya pula dikirim sejumlah uang ke Mekkah untuk perbaikan dan dikirim sejumlah tenaga ahli yang disebut  Surre-i Humayun untuk memperbaiki tempat-tempat suci. Dalam masanya pula banyak buku ditulis dan buku asing diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Murad II meninggal di Edirne karena sakit dan beliau dimakamkan di Bursa, di Kompleks Muradiye. 

Sumber : http://pasukanottoman.wordpress.com

No comments:

Post a Comment