Alat apakah itu? Yang sampai sebegitu rumitnya? ‘Mesin penghancur atom’ itu adalah sebuah alat yang disebut sebagai Large Hadron Collider (LHC) milik CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire/Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir), sebuah alat yang berupa terowongan berbentuk lingkaran dengan keliling sebesar 27 km, di dalam tanah dalam perbatasan Swiss-Prancis di Jenewa. Alat tersebut dibuat untuk mempelajari komponen terkecil dari materi, sehingga bisa menjelaskan semua benda di dalam alam semesta ini bisa terbuat. Sekaligus bisa memberikan gambaran seperti apakah ‘big bang’, berdasarkan komponen-komponen terkecil tersebut ada, yang mana ‘big bang‘ sendiri merupakan teori tentang terciptanya alam semesta. Mengapa itu bisa terjadi, karena dengan LHC, para ilmuan menguji tumbukan-tumbukan partikel ber-energi sangat tinggi, sehingga bisa ‘melihat’ gambaran tentang materi pada skala yang sangat-sangat kecil, sebagaimana yang terbentuk sesaat ketika seper-semilyar detik setelah big-bang.
Lalu? Apa perlunya itu semua penemuan-penemuan partikel yang sangat-sangat kecil itu? Yang pasti karena memang belum ditemukan keberedaannya, tetapi upaya tersebut merupakan upaya yang penting dalam menjelaskan fenomena yang sangat fundamental. Di dalam fisika dikenal adanya Model Standar yang menjelaskan bagaimana partike-partikel berinteraksi secara fundamental di alam.
Semua persamaan-persamaan dalam Model Standar (kecuali persamaan gravitasi) menjelaskan gaya dan interaksi di alam tanpa menyertakan adanya besaran massa. Agar setiap partikel elementer di alam mempunyai bobot massa, secara hipotesa diperkenalkan adanya partikel elementer skalar masif, yang disebut sebagai High-Bosson. Disebut sebagai hipotesa, karena keberadaannya belum ditemukan, melainkan merupakan perumusan fisika dari medan Higgs, (dari nama fisikawan Peter Higgs). Secara umum disebut sebagai partikel Higgs-Boson.
Oleh karena itu, untuk mempelajari keberadaannya, para fisikawan harus ‘menghancurkan’ partikel-partikel sampai ke tingkat di mana semua menjadi komponen paling elementer yang bisa diperoleh, menjadi energi, yang kemudian termaterialisasi kembali sebagaimana apa adanya. Medan Higgs, jika ada akan menyebabkan ketika partikel dihancurkan sampai menjadi quark, atau partikel-partikel lain, akan mempunyai ke-khas-an bergantung massa. Semakin besar massa, semakin banyak hancur menjadi bentuk partikel lebih kecil bahkan sampai menjadi energi, yang akan direkam dan diperhitungkan oeh detektor, jika dihancurkan oleh mesin penghancur partikel. Kemudian ketika berkondensasi maka akan kembali menjadi partikel-partikel, bahkan bila mungkin akan menjadi partikel yang sebelumnya pernah ditemukan. Masalahnya adalah, sejauh yang telah dilakukan, tumbukan partikel selalu menghasilkan jenis partikel yang sama, sehingga ada hal hal lain yang harus diperhatikan.
Tidak hanya tantangan teknis, tetapi belajar dari sejarah, sampai dengan abad ke -19, atom dipercaya sebagai komponen paling dasar penyusun materi, dan tidak bisa dipecah-pecah lagi. (Atom berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘tidak terbagi’). Tetapi alam selalu menunjukkan hal-hal yang tidak terbayangkan sebelumnya, J. J. Thomson menemukan elektron, yang artinya, artinya atom masih bisa dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil. Lebih jauh, Ernest Rutherford menunjukkan bahwa atom tersusun dari adanya ruang-ruang kosong, karena atom tersusun dari elektron-elektron yang ‘mengorbit’ terhadap inti, dan massa atom ditentukan oleh massa inti. Dan terus menerus pemahaman manusia terhadap alam semesta diaduk-aduk, mulai dari teori Einstein yang menyatakan bahwa ruang-waktu tidaklah mutlak. Materi memelengkungkan ruang, ruang mengarahkan bagaimana materi bergerak. Cahaya adalah gelombang sekaligus partikel. Energi dan materi adalah sama, dan bisa berubah satu sama lain. Realitas menjadi sesuatu yang tidak bisa ditentukan secara pasti. Sampai saat ini pun, masih banyak hal-hal di alam yang belum bisa dijawab, kalau tidak, untuk apa ada proyek ambisius seperti LHC ini bukan? Seperti juga perjalanan studi LHC memberikan kita pelajaran: alam semesta tidak akan dengan mudah membuka rahasianya, dan itu hanya bisa dilakukan, hanya jika kita dengan sungguh-sungguh, tekun, tabah dan rendah hati mempelajari fenomena alam
The Large Hadron Collider (LHC) adalah
cincin “Akselerator Partikel” dan “Atom-Smasher” dengan ukuran sangat
besar. LHC memiliki keliling 27 km pada kedalaman 175 meter di bawah
tanah. Cincin itu terdiri dari 9300 kumparan magnet superkonduktif yg
dirangkai seperti sosis dan didinginkan dengan sekitar 96 ton helium
cair.
LHC adalah proyek pembangunan sebuah
mesin super raksasa, super rumit, dan tentu super mahal. Proyek ini
membutuhkan waktu 40 tahun dan mulai dibangun pada tahun 1971. LHC
selesai terpasang pada akhir 2008 dan Warming Up generatornya akan
dilakukan pada pertengahan 2009. Reaktor LHC akan beroperasi penuh
paling lambat tahun 2012 sesuai dengan rencana semula. (lihat web site
CERN www.public.web.cern.ch/public)
Mesin ini juga disebut sebagai kulkas
super raksasa dan oven super raksasa, karena dalam pengoperasiannya
nanti akan didinginkan sampai – 271 derajat Celcius menggunakan helium
cair dan setelah tabrakan partikel nantinya akan menghasilkan panas
sampai 100.000 derajat celcius.
Lokasi proyek LHC berada di perbatasan
Perancis dan Swiss. LHC dibuat oleh para ilmuwan jenius di CERN yang
dirancang untuk memecahkan partikel yang diharapkan dapat menjawab
beberapa pertanyaan dalam fisika kuantum.
CERN adalah organisasi penelitian nuklir
Eropa yang bermarkas di Jenewa yang didirikan pada tahun 1954. Saat ini
organisasi ini mempekerjakan hampir 8.000 ilmuwan jenius (separo dari
jumlah ilmuan pratikel seluruh dunia) yang mewakili 580 universitas yang
berasal dari 80 negara. CERN juga adalah institusi yang menemukan
internet pertama kali pada tahun 1989. Institusi ini membuat teknologi
www (world wide web) yang ditemukan oleh salah satu anggota CERN yaitu
Tim Berners-Lee. CERN memiliki laboratorium penelitian partikel yang
terbesar di dunia.
Mega proyek ini dibangun dengan anggaran
Rp. 53,3 Trilliun atau lebih dari separo dari biaya yang dibutuhkan
untuk membuat proyek Jembatan Selat Sunda. Referensi lain menyebutkan
biaya yang dibutuhkan totalnya adalah $ 9 Milliar. Beberapa negara yang
terlibat memiliki kontribusi dalam hal pendanaan pembuatan proyek dan
termasuk biaya operasionalnya.
LHC terdiri dari dua pipa cahaya yg
berdekatan dimana masing-masing pipa berisi sekelompok proton yg
“berlari” mengilingi cincin utama secara berlawanan arah. Setiap
kelompok proton tersebut didorong” oleh mesin LHC sehingga bisa
mengandung energi sebesar 7 Trilyun Volt (7 TeV) atau setara kereta
super cepat yang bergerak dengan kecepatan penuh. Kecepatan proton tadi
hampir menyamai kecepatan cahaya. Idenya adalah untuk mengfokuskan
energi besar ini ke dalam ruang sekecil mungkin.
Pada 4 titik tertentu 2 pipa tersebut
akan bersilangan satu sama lain sehingga 2 kelompok proton tadi akan
saling bertabrakan dg total energi sebesar 14 TeV dan menghasilkan 600
juta partikel per detik. Pada titik-titik tabrakan tersebut dipasang
detektor-detektor raksasa yg akan mencatat semua serpihan partikel super
kecil yg dihasilkan pada setiap tabrakan. Ukuran konstruksi salah satu
dari detektor tersebut dapat digunakan untuk membangun satu Menara
Eiffel.
Dua proton yang ditembakkan meniru
kondisi “Big Bang” dari “plasma kosmik”. Plasma kosmik adalah keadaan
hampir cair yg masih merupakan misteri, yang terbentuk sebelum
partikel-partikel itu dingin agar terbentuk atom bersama-sama. LHC akan
memaksa partikel-partikel ini lepas dari ikatannya, menjadi substansi
dari zat yang terurai – untuk menciptakan “plasma kosmik” yang asli, dan
merekonstruksi kondisi Big Bang.
Menurut penelitian yg dipublikasikan
oleh Irina Arefieva dan Igor Volovich,”Dalam relativitas umum, waktu
digambarkan dalam kurva ruang-waktu berawal dari masa lalu ke masa
depan. Tetapi adakalanya kurva tersebut akan berpotongan, seperti kurva
tertutup, yang diinterpretasikan sebagai sebuah mesin waktu – sekaligus
memunculkan kemungkinan perjalanan waktu (time travel).
Majalah Discover mengutip ini: “Proses collision (tubrukan proton) di LHC dapat menyemburkan massa baru yang aneh, dimensi ruang tersembunyi yang membentang, bahkan menciptakan dimulainya lagi kelahiran kecil jagat raya. Dan sekarang, seperti yang kita lihat – mungkin sekaligus mesin lorong waktu.”
Majalah Discover mengutip ini: “Proses collision (tubrukan proton) di LHC dapat menyemburkan massa baru yang aneh, dimensi ruang tersembunyi yang membentang, bahkan menciptakan dimulainya lagi kelahiran kecil jagat raya. Dan sekarang, seperti yang kita lihat – mungkin sekaligus mesin lorong waktu.”
Tujuan utama mega proyek LHC adalah
untuk menjawab berbagai misteri terbesar dalam alam semesta, yaitu
bagaimana alam semesta terbentuk lalu bagaimana dan mengapa alam semesta
bisa berkembang seperti sekarang ini.
Dengan proyek ini bisa diketahui apa yg
terjadi sepersejuta detik setelah big bang terjadi. Para ahli berharap
akan bisa melihat partikel paling eksotis yaitu “Partikel Higg Boson”
atau populer disebut “Partikel Tuhan”. Dengan beroperasinya hasil mega
proyek ini, Para ilmuwan akan dapat meneliti langsung Hal-hal seperti
Genesis Particle, Black Hole, Dark Matter, Higgs Bosson, Force
Separator, Graviton Pulse, dan lain-lain.
Proyek LHC Picu Kiamat?
Eksperimen CERN ini ternyata tidak mendapat kata sepakat di kalangan ilmuwan. Menurut sebagian ilmuwan, jika lubang hitam mini tercipta dan terjadi sesuatu yang di luar perhitungan maka lubang hitam yang memiliki gaya gravitasi super kuat tersebut dapat membesar tanpa terkendali dan menelan apa saja yang berada di dekatnya termasuk bumi sehingga terjadi kiamat. Oleh karena itu di sejumlah negara di Amerika dan Eropa, beberapa ilmuwan telah mengajukan gugatan hukum agar CERN menghentikan usahanya untuk memecahkan partikel.
Kekhawatiran para ilmuwan AS itu ditepis pakar-pakar CERN. “Dunia tidak akan kiamat karena LHC,” tegas pimpinan proyek Lyn Evans. Pernyataan senada dipaparkan David Francis, fisikawan yang bertanggung jawab atas detektor partikel ATLAS pada proyek LHC. Dia hanya tersenyum saat ditanya apakah dirinya mengkhawatirkan black holes dan partikel mematikan yang disebut strangelet yang digambarkan para ilmuwan AS.
Eksperimen CERN ini ternyata tidak mendapat kata sepakat di kalangan ilmuwan. Menurut sebagian ilmuwan, jika lubang hitam mini tercipta dan terjadi sesuatu yang di luar perhitungan maka lubang hitam yang memiliki gaya gravitasi super kuat tersebut dapat membesar tanpa terkendali dan menelan apa saja yang berada di dekatnya termasuk bumi sehingga terjadi kiamat. Oleh karena itu di sejumlah negara di Amerika dan Eropa, beberapa ilmuwan telah mengajukan gugatan hukum agar CERN menghentikan usahanya untuk memecahkan partikel.
Kekhawatiran para ilmuwan AS itu ditepis pakar-pakar CERN. “Dunia tidak akan kiamat karena LHC,” tegas pimpinan proyek Lyn Evans. Pernyataan senada dipaparkan David Francis, fisikawan yang bertanggung jawab atas detektor partikel ATLAS pada proyek LHC. Dia hanya tersenyum saat ditanya apakah dirinya mengkhawatirkan black holes dan partikel mematikan yang disebut strangelet yang digambarkan para ilmuwan AS.
Seluruh catatan yang menyebutkan LHC mungkin saja akan menghasilkan “Medium-sized Bang” atau mini blackhole yang tidak bisa dikendalikan, dibantah oleh ilmuwan-ilmuwan CERN: mereka meyakinkan kita bahwa “meski blackholes bisa diciptakan, hal ini masih terlalu kecil dan terlalu cepat jika dikatakan akan menghasilkan tenaga gravitasi yang kuat”. “Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi” ujar fisikawan Perancis, Yves Schutz. “Kita sekarang berada dalam domain energi yang tak seorangpun pernah menyentuhnya.”
Pendapat mengenai risiko di atas
terlihat masih belum ada kesepatan. Kita tentu saja dapat menilai
kelayakan mega proyek LHC dengan berbasiskan pemahaman kita mengenai
manajemen risiko. Menilai risiko suatu proyek dimulai dengan menilai
frekuensi kejadian dan dampak atas terjadinya risiko.
Frekuensi kejadian dapat didekatkan
dengan probabilitas terjadinya risiko. Kita ketahui bahwa proyek
memiliki tingkat kompleksitas. Sedangkan ukuran tingkat kompleksitas
diantaranya adalah ukuran proyek, banyaknya item pekerjaan, banyaknya
orang yang terlibat, tingkat hubungan organisasi, teknologi, dan
beberapa yang lain. Pada proyek LHC, jelas memiliki tingkat kompleksitas
yang sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan ukuran proyek yang besar ,
jumlah orang yang terlibat sangat banyak, jumlah item pekerjaan luar
biasa banyak, hubungan antar bagian organisasi juga dipastikan memiliki
kerumitan yang tinggi dan teknologi yang digunakan dapat dikatakan
sangat rumit. Wajar jika dikatakan sebagai proyek paling rumit. Terlebih
disebutkan bahwa peneliti pun belum dapat memastikan kejadian yang
terjadi setelah proton ditabrakkan dengan kondisi di atas. Kompleksitas
dan tingginya uncertainty membuat probabilitas terjadinya risiko cukup
tinggi.
Sekarang mari kita tinjau mengenai
dampaknya. Ada tulisan yang mengatakan bahwa dampak terbesar dari
kegagalan proyek ini adalah munculnya black hole yang kecil namun
memiliki gaya gravitasi yang luar biasa sehingga mampu menarik materi
sekitarnya termasuk bumi. Ini yang dikhawatirkan akan menimbulkan kiamat
seperti yang telah dijelaskan di atas. Dampak ini tentu merupakan
dampak risiko yang terbesar. Adapun dampak kecilnya adalah terbentuknya
lubang di area tersebut akibat ledakan reaktor. Ini juga bisa dikatakan
dampak yang sangat luar biasa.
Berdasarkan penilaian secara kasar
mengenai probabilitas dan dampak proyek tersebut, hasil penilaian
risiko bisa dipastikan very-very high. Wajar kiranya sebagian ilmuwan
menghendaki agar proyek tersebut dihentikan. Argumentasi mereka sangat
mungkin berorientasi pada dampak yang mengerikan bagi seluruh kehidupan
di bumi.
No comments:
Post a Comment