Home

Sunday, 17 February 2013

Pekanbaru.....KOTAKU, KOTAMU DAN KOTA KITA BERTUAH

Jika Anda membandingkan wajah Pekanbaru saat ini dengan 15 tahun lampau, maka Anda akan tercengang melihat perubahan yang terjadi. Pada tahun 1997 lalu, Pekanbaru masih relatif terbelakang. Dibanding dengan kota-kota menengah lainnya di Indonesia, perkembangan ibu kota Riau ini terasa jalan di tempat. Dengan jumlah penduduk kurang dari 500.000 jiwa, hanya ada satu sentra keramaian, yakni Pasar Pusat. Ketika itu real estat dan hunian vertikal belum berkembang. Rumah toko-pun bisa dihitung dengan jari. Tak banyak orang yang mau berkunjung ke kota ini, kecuali hendak menjumpai sanak saudara mereka. Penerbangan langsung hanya ada dari Jakarta dan Medan. Itupun satu hari sekali penerbangan.
Namun tengoklah kini! Pekanbaru telah bersalin rupa. Gedung-gedung bertingkat serta mal yang menjadi ciri metropolitan, tumbuh bak cendawan di musim hujan. Tak lama lagi, Jalan Jenderal Sudirman di pusat kota akan menjadi hutan beton. Selain hotel dan perkantoran, apartemen bertingkat juga terlihat banyak dibangun. Tak hanya itu, gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat-pun ikut berubah. Jika sebelumnya warga Pekanbaru cuma bisa berbelanja di pasar-pasar tradisional, maka kini mereka dapat membeli kebutuhan sehari-hari di toko berpendingin ruangan. Sebab beberapa kulakan besar seperti Giant, Lotte Mart, dan Hypermart telah menancapkan kukunya disini. Disamping restoran-restoran siap saji, Starbucks yang menjadi simbol kaum urban tak ketinggalan untuk membuka gerainya disini. Hal ini seiring dengan bertumbuhnya pendapatan masyarakat Pekanbaru yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.



Stadion Utama Riau (sumber : bolaindo.com)
Selain berkembangnya sentra-sentra ekonomi, pembangunan sarana dan infrastruktur kota juga berlangsung massif. Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, pemerintah telah meresmikan dua fly over di poros utama Sudirman, yakni di persimpangan Tuanku Tambusai dan Imam Munandar. Jalan layang ini bertujuan untuk mengurai arus kendaraan dari arah bandara menuju pusat kota ataupun sebaliknya. Selain itu untuk pengembangan wilayah Rumbai di bagian timur, maka saat ini sedang dibangun satu lagi jembatan tambahan yang melintasi Sungai Siak. Jika lima tahun sebelumnya hanya Jembatan Leighton yang menghubungkan Rumbai dengan pusat kota, maka tahun depan keseluruhan ada empat jembatan yang bisa dipakai.
Berbicara mengenai bandara, maka sejak tahun 2012 lalu masyarakat Pekanbaru bisa berbangga hati. Sebab terminal baru Bandara Sultan Syarif Kasim II yang lebih modern dan lapang telah dapat dipergunakan. Terminal ini bisa menampung sekitar dua setengah juta penumpang per tahunnya. Dilengkapi 24 konter check-in dan tiga garbarata, terminal ini melayani lima rute domestik dan tiga rute internasional. Dalam rangka persiapan sebagai embarkasi haji di tahun 2013 , maka PT Angkasa Pura II sedang memperpanjang landasan pacu bandara menjadi 2.620 meter. Dengan runway sepanjang ini, maka tahun depan Pekanbaru sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar, seperti Boeing 737.

Rencana Basko Superblok
Disamping jalan layang dan bandara, konstruksi lainnya yang menjadi kebanggan masyarakat Pekanbaru adalah Riau Main Stadium. Stadion berkapasitas 43.923 tempat duduk ini, merupakan stadion terbesar di Sumatera dan ketiga di Indonesia. Stadion ini didirikan untuk menyambut penyelenggaraan PON 2012 serta Islamic Solidarity Games 2013. Tempat ini nantinya juga akan digunakan sebagai kandang klub PSPS Pekanbaru yang berlaga di Liga Super Indonesia.
Seperti kota-kota besar lainnya, Pekanbaru juga mempunyai beberapa gedung pencakar langit. Meski hanya satu-dua bangunan yang memiliki lantai di atas 20, namun keberadaannya telah mengubah lanskap kota secara keseluruhan. The Peak Hotel & Apartement yang akan menjadi gedung tertinggi di Pekanbaru, saat ini sedang dikebut penyelesaiannya. Bangunan setinggi 27 lantai itu terletak di Jalan Ahmad Yani, tak jauh dari kantor gubernur. Yang lainnnya adalah gedung milik Basrizal Koto, seorang pengusaha muda yang banyak menggelontorkan dananya di Pekanbaru. Proyek properti milik konglomerat asal Pariaman itu terdiri dari tiga menara setinggi 20 lantai, yang akan digunakan sebagai apartemen dan hotel. Dalam rendering yang terpampang pada papan proyek, ketiga tower ini direncanakan akan berdiri di atas pusat perbelanjaan Basko Grand Mall. Mal tiga lantai ini nantinya akan menjadi pusat gaya hidup dan hiburan terbesar di Pekanbaru.

Perpustakaan Soeman Hs
Dari sekian banyak bangunan yang berkilauan, yang cukup menarik perhatian adalah Perpustakaan Soeman Hs. Gedung yang terletak di Km 0 kota Pekanbaru ini, memiliki arsitektur yang agak berlainan. Jika dilihat dari kejauhan, bangunan ini nampak seperti buku yang sedang terbuka. Gedung yang diresmikan pada tahun 2008 lalu itu, kini menjadi ikon baru kota Pekanbaru. Menerapkan konsep minimalis dengan dinding-dinding berkaca, bangunan ini dilengkapi auditorium yang luas serta bilik kebudayaan Melayu. Untuk mencapai Visi Riau 2020 yang mencanangkan Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan Melayu, banyak bangunan di kota ini yang menggunakan atap selembayung. Model ini sebenarnya bukan monopoli Riau semata, namun telah digunakan secara umum sebagai ciri khas adat di berbagai wilayah Indonesia.
Meski desain bangunannya banyak bercirikan Melayu, namun secara kultural masyarakat Pekanbaru lebih diwarnai oleh budaya Minangkabau. Hal ini terlihat dari penggunaan Bahasa Minang yang menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Jika tak menengok atap-atap selembayung di beberapa gedung perkantoran, maka seolah-olah kita sedang berada di kota-kota Sumatera Barat. Berada di kota ini, tak ubahnya seperti berada di Padang, Bukittinggi, ataupun Payakumbuh. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, komunitas Minangkabau memanglah yang terbesar. Jumlah mereka mencapai 38% dari keseluruhan penduduk kota. Namun dari pengamatan penulis, angka ini agaknya terlampau kecil. Mengingat ada sebagian orang-orang keturunan Minang yang lebih mengaku dirinya sebagai Melayu, walaupun kesehariannya menggunakan adat istiadat Minang. Penulis menaksir lebih dari separuh warga Pekanbaru merupakan masyarakat Minang. Hal ini diperkuat oleh penelitian Barbara Watson Andaya, yang menyebutkan ada sekitar 65% etnis Minangkabau yang bermukim di kota ini.

Sungai Siak membelah Rumbai (kiri) dan pusat kota
Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun lalu jumlah penduduk Pekanbaru mencapai 937.939 jiwa. Angka ini telah menempatkannya sebagai kota terbesar ketiga di Sumatera. Menyalip Bandar Lampung dan Padang yang lima tahun sebelumnya masih berada di atas. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,7% per tahun, diperkirakan dalam waktu 15 tahun mendatang, populasi Pekanbaru akan melampaui Makassar dan Palembang.
Jika Anda hendak melancong ke Pekanbaru, maka jangan harap menemukan obyek wisata yang representatif. Untuk warga kotanya saja, Pekanbaru tak banyak memiliki tempat hiburan yang menyenangkan. Oleh karenanya jika musim liburan tiba, tempat-tempat wisata di Sumatera Barat menjadi tujuan favorit mereka. Boleh dibilang Pekanbaru bukanlah kota wisata. Namun jika Anda singgah ke kota ini, Museum Sang Nila Utama layak untuk dikunjungi. Museum yang terletak di jantung kota ini menampilkan barang-barang kesenian Melayu Riau. Untuk berbelanja buah tangan, Pasar Bawah tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan Anda. Disini selain hasil kerajinan Sumatera Barat, juga banyak ditemui produk asal Malaysia. Untuk oleh-oleh khas Pekanbaru, pasar ini juga menjual lempuk durian, bolu kemojo, dan wajik tape melayu.

Kedai kopi Kim Teng di Jl. Senapelan (sumber : infomakan.com)
Satu lagi yang menjadi trademark wisatawan ketika berkunjung ke kota ini adalah kedai kopi Kim Teng. Warung kopi yang terletak di Jalan Senapelan ini, didirikan oleh Tan Kim Teng, salah seorang pejuang kemerdekaan yang telah berbisnis sejak tahun 1956. Disini Anda bisa mencicipi roti srikaya sambil menyeruput kopi tanpa ampas. Kini kedai kopi yang telah memiliki empat cabang itu, dikelola oleh generasi ketiga. Meski Pekanbaru minim tempat wisata dan oleh-oleh, namun untuk penginapan Anda tak perlu khawatir. Disini Anda dengan mudah akan menemukan hotel-hotel kelas melati hingga yang berberbintang lima.
Perkembangan Pekanbaru belakangan ini, ditopang oleh kinerja perekonomian Riau yang cukup fantastis. Berdasarkan PDRB per kapita, Riau merupakan wilayah termakmur ketiga di Indonesia setelah Kalimantan Timur dan Jakarta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pembagian keuntungan minyak tak lagi tersedot ke pemerintah pusat. Daerah yang menjadi pemilik hakiki kekayaan tersebut, mendapatkan sharing yang cukup besar. Mengingat besarnya kekayaan minyak propinsi Riau, sebagian orang berpendapat bahwa seharusnya Pekanbaru bisa lebih maju lagi dari sekarang ini. Dibandingkan Kalimantan Timur yang mampu membangun tiga kota utamanya (Balikpapan, Samarinda, dan Bontang) sekaligus, agaknya Riau tertinggal satu langkah. Karena di propinsi yang juga kaya hasil kelapa sawit ini, hanya Pekanbaru saja yang bersolek. Bangkinang, Bengkalis, Rengat, dan Tembilahan : empat kota utama lainnya di propinsi Riau, masih jauh tercecer di belakang.

Sejarah Pekanbaru



Terminal baru Bandara Sultan Syarif Kasim II
Semula Pekanbaru hanyalah bandar persinggahan bagi pedagang Minangkabau yang hendak berniaga ke Selat Malaka. Lambat laun bandar ini tak hanya sebagai tempat transit, melainkan telah menjadi daerah tujuan baru mereka. Makin lama makin banyak masyarakat yang datang dan meneroka wilayah ini. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka didirikanlah pekan (pasar) di tepi Sungai Siak, tepatnya di daerah Senapelan. Atas kesepakatan musyawarah Dewan Menteri Kesultanan Siak, yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), maka pekan tersebut dinamai Pekanbaru.
Setelah Indonesia merdeka, Pekanbaru masih menjadi kota kecil yang kurang berarti. Hingga tahun 1959, kedudukannya tak lebih penting dari Bukittinggi dan Tanjung Pinang. Sejak ditemukannya ladang-ladang minyak, maka beramai-ramai para sarjana yang sebagian besar dari Sumatera Barat datang ke Pekanbaru. Tujuan mereka hendak bekerja di perusahaan Caltex, sambil berniaga memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasca-PRRI dan ditetapkannya Pekanbaru sebagai ibu kota propinsi, banyak pula masyarakat Melayu pesisir yang bermigrasi ke Pekanbaru. Disini mayoritas mereka bekerja sebagai pegawai negeri di kantor pemerintah daerah. Dalam perkembangannya tak hanya etnis Minang dan Melayu yang berduyun-duyun membanjiri Pekanbaru, namun juga suku Jawa dan komunitas Tapanuli Selatan. Kedatangan orang-orang Mandailing-Angkola, terutama sejak diangkatnya Kaharuddin Nasution sebagai penguasa perang Riau Daratan dipenghujung tahun 1950-an.

Jantung kota Pekanbaru dari atas udara



 
 Lanskap kota Pekanbaru. Nampak Menara Dang Merdu (kiri) dan Perpustakaan Soeman Hs (tengah)

INFORMASI PEKANBARU
Kota Pekanbaru berada hampir di tengah Pulau Sumatera atau pada posisi Timur jajaran Bukit Barisan. Total wilayah kota ini adalah 633,01 km dengan ketinggian 5-50 m diatas permukaan laut dan memiliki iklim tropis dengan suhu berkisar antara 23°C-33°C.
Secara Geography, Kota Pekanbaru terletak pada posisi 101°14´ 101°34 Bujur Timur dan 0°25´-0°45 Lintang Utara, dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Kampar dan Siak
Selatan : Kabupaten Pelalawan
Barat : Kabupaten Kampar
Timur : Kabupaten Pelalawan
Sebagai sebuah kota modern, Kota Pekanbaru secara berkelanjutan dilengkapi dengan infrastruktur/ fasilitas umum yang semakin baik. Dengan tersedianya transportasi darat, laut, serta udara, kota-kota besar dan negara-negara tetangga dapat dijangkau melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II. Pelabuhan kapal dan ferry di Sungai Siak dan jaringan jalan raya yang menghubungkan Kota Pekanbaru dengan seluruh kota-kota di Pulau Sumatera bahkan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.
Infrastruktur penting lainnya adalah Jaringan Listrik,Air Bersih, Layanan Kesehatan, dan Perbankan juga telah tersedia. Pemerintah Daerah juga telah mendukung berdirinya Perguruan Tinggi untuk membawa masyarakat Riau ke arah pendidikan yang semakin baik. Empat Universitas Negeri dan Swasta dan sejumlah Perguruan Tinggi dari berbagai disipin ilmu dapat ditemukan di Kota Pekanbaru. Dalam rangka mendukung jalannya kegiatan dunia usaha, Kota Pekanbaru juga telah memiliki 33 Bank Pemerintah dan Swasta

 LAMBANG KOTA
 Logo
 BENTUK UMUM LAMBANG
· PERISAI YANG BERBENTUK GERBANG KOTA
· SETANGKAI PADI DAN SEDAHAN KAPAS
· SATU LINGKARAN RANTAI
· RODA TERBANG
· POHON KARET DAN MENARA MINYAK MEMAKAI TAKAL

WARNA LAMBANG
. Merah
. Putih
. Hijau
. Kuning
Dipakai pula warna hitam dan warna sebenarnya alam. Sedangkan warna merah putih dipakai ruangan perisai ditengah-tengah.


ARTI LAMBANG
  1. Perisai dengan memakai pintu gerbang kota warna hitam mewujudkan lambang dari sebuah kota.
  2. Lima buah pintu gerbang berarti Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia.
  3. Padi dan kapas lambang kemakmuran atau sandang pangan rakyat.
  4. Rantai yang melingkari mengartikan kekokohan persatuan rakyat.
  5. Roda terbang melambangkan perkembangan yang dinamis.
  6. Pohon karet, menara minyak takal berarti sebagai kota dagang dan kota pelabuhan yang banyak mengekspor hasil hutan dan hasil bumi.
  7. Ditengah-tengah perisai yang berbentuk jantung terdapat sebuah tombak bambu yang tangkainya berwarna coklat tua, matanya berwarna perak tegak lurus, mewujudkan kepahlawanan (kekuatan rakyat) dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tanah air.
  8. Garis lurus melintang yang terletak antara merah putih, maksudnya melukiskan khatulistiwa. 
MOTO DAN SLOGAN
Kota pekanbaru yang dikenal dengan slogan "KOTAKU, KOTAMU DAN KOTA KITA BERTUAH", mempunyai motto: BERSIH, TERTIB, USAHA BERSAMA, AMAN, dan HARMONIS dengan arti:

  • BERSIH
    Bersih lahir, jiwa, rumahtangga, lingkungan pasar, pendidikan, tempat hiburan/rekreasi, jalur hijau dan pusat kesehatan.
  • TERTIB
    Tertib pribadi, keluarga, lingkungan pekerjaan, beribadat, lalu lintas sehingga terwujud warga yang selalu menjunjung tinggi norma kaidah dan peraturan yang berlaku.
  • USAHA BERSAMA
    Keterlibatan kebersamaan dari pemerintah, orpol, ormas, generasi muda, alim ulama, cerdik cendekiawan, seniman dan seluruh lapisan masyarakat dalam berfikir dan berusaha guna mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.
  • AMAN
    Rasa tentram setiap pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat dan kotanya dari gangguan ancaman dan hambatan dalam berfikir dan berusaha guna menjalankan ibadah dan melaksanakan pembangunan.
  • HARMONIS
    Serasi, seiya sekata, senasib, sepenanggungan saling hormat menghormati.
    Setukul bagai palu
    Seciap bagai ayam
    Sedencing bagai besi
    Yang tua dihormati
    Yang muda dikasihi
    Yang cerdik pandai dihargai
    Yang memerintah ditaati.
PRESTASI

No. Prestasi Tahun
Peroleh
Pemberi Penghargaan
1. Penghargaan Kota Bersih Kategori Kota Besar Se- Propinsi Riau 2002 Gubernur Riau
2. Piala  Wahana Tata Nugraha 2002 Menteri Perhubungan
3. Kota Koperasi 2003 Menteri Koperasi Dan UKM RI
4. Pengembangan Karang Taruna 2003 Menteri Sosial Replublik Indonesia
5. Piala  Wahana Tata Nugraha 2003 Menteri Perhubungan
6. Penghargaan Kota Bersih Kategori Kota Besar Se-Propinsi Riau 2003 Pemerintah Propinsi Riau
7.  Juara Umum STQ Tingkat Provinsi Riau 2004 Gubernur Riau
8. Penghargaan Kota Terbersih I (satu) Se-Propinsi Riau 2004 Gubernur Riau
9. Piala  Wahana Tata Nugraha 2005 Menteri Perhubungan RI
10. Piala Adipura Kota Besar terbersih di Indonesia 2005 Presiden Republik Indonesia
11. Swasti Saba (Kota Sehat) 2005 Wakil Presiden RI
12. Anugrah Lingkungan Untuk Kota Bersih dan Hijau 2005 Menteri Lingkungan Hidup RI
13. Piagam Penghargaan Kota Bersih Se-Prop. Riau 2005 Guberbernur Riau
14. Piala Adipura Kota Besar Terbersih di Indonesia 2006 Presiden Republik Indonesia
15. The Best Location (Kawasan Pasar Terbersih di Indonesia) 2006 Presiden Republik Indonesia
16. Juara Umum MTQ Tingkat  Propinsi Riau ke 18 di Dumai 2006 Gubernur Riau
17. Penghargaan Terbaik I (satu) Investment Award Prop. Riau 2006 Gubernur Riau
18. Penghargaan Kota Terbersih I (Satu) Se-Propinsi Riau 2006 Gubernur Riau
19. Piala  Wahana Tata Nugraha 2007 Menteri Perhubungan RI
20. Piala Adipura Kota Besar Terbersih di Indonesia 2007 Presiden Republik Indonesia
21. Best Location (Kawasan Jalan, Pasar dan Terminal Terbersih di Indonesia) 2007 Presiden Republik Indonesia
22. Adiwiyata (Sekolah Berwawasan  Lingkungan dan Budaya) 2007 Presiden Republik Indonesia
23. Penghargaan Kota Terbersih I (Satu) Se-Propinsi Riau 2007 Gubernur Riau
24. Anugrah Hang Tuah DMDI 2007 Presiden Dunia Melayu Dunia Islam
25. Swasti Shaba (Kota Sehat Taraf Pengembangan) 2007 Menteri Kesehatan RI
26. Piala Penghargaan Terbaik I Investment Award Kab/Kota Terbaik se-Propinsi Riau 2007 Gubernur Riau
27. Piagam Penghargaan Penerbitan PERDA AKTE KELAHIRAN BEBAS BEA 2007 Presiden RI
28. Piala Wahana Tata Nugraha 2008 Wakil Presiden RI
29. Piala ADIPURA Kota Besar Terbersih di Indonesia 2008 Presiden RI
30. Adiwiyata (Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Budaya) 2008 Presiden RI
31. Best Location (Kawasan Pasar Terbersih di Indonesia) 2008 Presiden RI
31 Penyampaian LAKIP tahun 2007 Secara Tepat Waktu 2008 Menteri Negara PAN RI
32 Penyampaian Penetapan Kinerja tahun 2008 Secara Tepat Waktu 2008 Menteri Negara PAN RI
33 Piagam Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan (Koperasi dan UKM) 2008 Presiden RI
34 Penghargaan Bintang Jasa Pratama 2008 Presiden RI
35 Pamong Awards 2008 Menteri Dalam Negeri
36 Penghargan Upakarti Jasa Kepedulian sektor IKM 2009 Presiden RI
37 Piala Adipira Kota Besar Terbersih di Indonesia 2009 Presiden RI
38 Penyampaian LAKIP tahun 2008 secara Tepat Waktu 2009 Menteri Negara PAN RI
39 Piala Wahana Tata Nugraha 2009 Wakil Presiden RI
40 Tanda Penghargaan Lencana MELATI 2009 Ketua Kwartir Nasional
41 Satyalancana Karya Satya 30 Tahun 2009 Presiden RI
42 Penghargaan Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja (3K) 2009 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
43 Penghargaan Daerah Berprestasi Tentang Kinerja Keuangan, Ekonomi dan Kesejahteraan 2009 Menteri Keuangan RI
44 Juara Umum I MTQ XXVIII Propinsi Riau 2009 Gubernur Riau
45 Juara II Pawai Ta'aruf MTQ XXVIII Propinsi Riau 2009 Gubernur Riau
46 Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara 2010 Presiden RI
47
Peringkat Ketiga Penghargaan Akuntanbilitas 
Tingkat Kabupaten Kota Tahun 2009
2010
Menteri PAN dan Reformasi 
Birokrasi RI
48
Penghargaan Anugrah PWI AWARD
2010
PWI Prop Riau
49
Piala Adipura Kota Besar Terbersih di Indonesia 
2010
Presiden RI
50
Adiwiyata ( Sekolah Berwawasan Lingkungan
dan Budaya )
2010
Menteri Lingkungan Hidup
51
Best Location ( Kawasan terbersih ) Taman 
Arifin Ahmad, Terminal BRPS
2010
Menteri Lingkungan Hidup
52
Piagam Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Wredatama Nugraha Madya
2010
Ketua Wredatama RI
53
Adiupaya Puritama ( Bid. Penyelenggara
Pengembangan Perumahan dan Pemukiman
2010
Menteri Perumahan Rakyat RI
54
Piala Wahana Tata Nugraha th. 2009
2010
Presiden RI
55
Juara Umum II MTQ XXIX Prop. Riau Tahun 2010
di Kab Kuantan Singingi
2010
Gubernur Riau
56
Juara I Pawai Ta'ruf MTQ XXIX Prop. Riau 
Tahun 2010 di Kab Kuantan Singingi
2010
Gubernur Riau
57
Juara I Bazar MTQ XXIX Prop. Riau Tahun 2010
di Kab Kuantan Singingi
2010
Gubernur Riau
58
Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana
Pembangunan di Bidang Pendidikan
2010
Presiden RI
59
Penghargaan Citra Pelayanan Prima
2010
Presiden RI
60 Penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2011 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
61 ADIPURA ( Kota Besar Terbersih di Indonesia ) 2011 Presiden Republik Indonesia
62 ADIWIYATA MANDIRI (Sekolah berwawasan & Berbudaya Lingkungan ) 2011 Presiden Republik Indonesia
63 ADIWIYATA ( Sekolah berwawasan & Berbudaya Lingkungan ) 2011 Menteri Lingkungan Hidup RI
64 The Best Location ( Kawasan Terbersih ) Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) 2011 Menteri Lingkungan Hidup RI
65


66


67


68


69


Sumber : Dari berbagai sumber
sumber gambar : http://www.skyscrapercity.com

No comments:

Post a Comment