Jika
Anda membandingkan wajah Pekanbaru saat ini dengan 15 tahun lampau,
maka Anda akan tercengang melihat perubahan yang terjadi. Pada tahun
1997 lalu, Pekanbaru masih relatif terbelakang. Dibanding dengan
kota-kota menengah lainnya di Indonesia, perkembangan ibu kota Riau ini
terasa jalan di tempat. Dengan jumlah penduduk kurang dari 500.000 jiwa,
hanya ada satu sentra keramaian, yakni Pasar Pusat. Ketika itu real
estat dan hunian vertikal belum berkembang. Rumah toko-pun bisa dihitung
dengan jari. Tak banyak orang yang mau berkunjung ke kota ini, kecuali
hendak menjumpai sanak saudara mereka. Penerbangan langsung hanya ada
dari Jakarta dan Medan. Itupun satu hari sekali penerbangan.
Namun
tengoklah kini! Pekanbaru telah bersalin rupa. Gedung-gedung bertingkat
serta mal yang menjadi ciri metropolitan, tumbuh bak cendawan di musim
hujan. Tak lama lagi, Jalan Jenderal Sudirman di pusat kota akan menjadi
hutan beton. Selain hotel dan perkantoran, apartemen bertingkat juga
terlihat banyak dibangun. Tak hanya itu, gaya hidup dan pola konsumsi
masyarakat-pun ikut berubah. Jika sebelumnya warga Pekanbaru cuma bisa
berbelanja di pasar-pasar tradisional, maka kini mereka dapat membeli
kebutuhan sehari-hari di toko berpendingin ruangan. Sebab beberapa
kulakan besar seperti Giant, Lotte Mart, dan Hypermart telah menancapkan
kukunya disini. Disamping restoran-restoran siap saji, Starbucks yang
menjadi simbol kaum urban tak ketinggalan untuk membuka gerainya disini.
Hal ini seiring dengan bertumbuhnya pendapatan masyarakat Pekanbaru
yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Selain
berkembangnya sentra-sentra ekonomi, pembangunan sarana dan
infrastruktur kota juga berlangsung massif. Untuk mengurangi kemacetan
lalu lintas, pemerintah telah meresmikan dua fly over di poros
utama Sudirman, yakni di persimpangan Tuanku Tambusai dan Imam Munandar.
Jalan layang ini bertujuan untuk mengurai arus kendaraan dari arah
bandara menuju pusat kota ataupun sebaliknya. Selain itu untuk
pengembangan wilayah Rumbai di bagian timur, maka saat ini sedang
dibangun satu lagi jembatan tambahan yang melintasi Sungai Siak. Jika
lima tahun sebelumnya hanya Jembatan Leighton yang menghubungkan Rumbai
dengan pusat kota, maka tahun depan keseluruhan ada empat jembatan yang
bisa dipakai.
Berbicara
mengenai bandara, maka sejak tahun 2012 lalu masyarakat Pekanbaru bisa
berbangga hati. Sebab terminal baru Bandara Sultan Syarif Kasim II yang
lebih modern dan lapang telah dapat dipergunakan. Terminal ini bisa
menampung sekitar dua setengah juta penumpang per tahunnya. Dilengkapi
24 konter check-in dan tiga garbarata, terminal ini melayani
lima rute domestik dan tiga rute internasional. Dalam rangka persiapan
sebagai embarkasi haji di tahun 2013 , maka PT Angkasa Pura II
sedang memperpanjang landasan pacu bandara menjadi 2.620 meter. Dengan runway sepanjang ini, maka tahun depan Pekanbaru sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar, seperti Boeing 737.
Disamping jalan layang dan bandara, konstruksi lainnya yang menjadi kebanggan masyarakat Pekanbaru adalah Riau Main Stadium.
Stadion berkapasitas 43.923 tempat duduk ini, merupakan stadion
terbesar di Sumatera dan ketiga di Indonesia. Stadion ini didirikan
untuk menyambut penyelenggaraan PON 2012 serta Islamic Solidarity Games
2013. Tempat ini nantinya juga akan digunakan sebagai kandang klub PSPS
Pekanbaru yang berlaga di Liga Super Indonesia.
Seperti
kota-kota besar lainnya, Pekanbaru juga mempunyai beberapa gedung
pencakar langit. Meski hanya satu-dua bangunan yang memiliki lantai di
atas 20, namun keberadaannya telah mengubah lanskap kota secara
keseluruhan. The Peak Hotel & Apartement yang akan menjadi gedung
tertinggi di Pekanbaru, saat ini sedang dikebut penyelesaiannya.
Bangunan setinggi 27 lantai itu terletak di Jalan Ahmad Yani, tak jauh
dari kantor gubernur. Yang lainnnya adalah gedung milik Basrizal Koto,
seorang pengusaha muda yang banyak menggelontorkan dananya di Pekanbaru.
Proyek properti milik konglomerat asal Pariaman itu terdiri dari tiga
menara setinggi 20 lantai, yang akan digunakan sebagai apartemen dan
hotel. Dalam rendering yang terpampang pada papan proyek,
ketiga tower ini direncanakan akan berdiri di atas pusat perbelanjaan
Basko Grand Mall. Mal tiga lantai ini nantinya akan menjadi pusat gaya
hidup dan hiburan terbesar di Pekanbaru.
Dari
sekian banyak bangunan yang berkilauan, yang cukup menarik perhatian adalah Perpustakaan Soeman Hs. Gedung yang terletak di Km 0 kota
Pekanbaru ini, memiliki arsitektur yang agak berlainan. Jika dilihat
dari kejauhan, bangunan ini nampak seperti buku yang sedang terbuka.
Gedung yang diresmikan pada tahun 2008 lalu itu, kini menjadi ikon baru
kota Pekanbaru. Menerapkan konsep minimalis dengan dinding-dinding
berkaca, bangunan ini dilengkapi auditorium yang luas serta bilik
kebudayaan Melayu. Untuk mencapai Visi Riau 2020 yang mencanangkan
Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan Melayu, banyak bangunan di kota ini
yang menggunakan atap selembayung. Model ini sebenarnya bukan monopoli
Riau semata, namun telah digunakan secara umum sebagai ciri khas adat di
berbagai wilayah Indonesia.
Meski
desain bangunannya banyak bercirikan Melayu, namun secara kultural
masyarakat Pekanbaru lebih diwarnai oleh budaya Minangkabau. Hal ini
terlihat dari penggunaan Bahasa Minang yang menjadi bahasa percakapan
sehari-hari. Jika tak menengok atap-atap selembayung di beberapa gedung
perkantoran, maka seolah-olah kita sedang berada di kota-kota Sumatera
Barat. Berada di kota ini, tak ubahnya seperti berada di Padang,
Bukittinggi, ataupun Payakumbuh. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun
2000, komunitas Minangkabau memanglah yang terbesar. Jumlah mereka
mencapai 38% dari keseluruhan penduduk kota. Namun dari pengamatan
penulis, angka ini agaknya terlampau kecil. Mengingat ada sebagian
orang-orang keturunan Minang yang lebih mengaku dirinya sebagai Melayu,
walaupun kesehariannya menggunakan adat istiadat Minang. Penulis
menaksir lebih dari separuh warga Pekanbaru merupakan masyarakat Minang.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Barbara Watson Andaya, yang
menyebutkan ada sekitar 65% etnis Minangkabau yang bermukim di kota ini.
Menurut
Badan Pusat Statistik, pada tahun lalu jumlah penduduk Pekanbaru
mencapai 937.939 jiwa. Angka ini telah menempatkannya sebagai kota
terbesar ketiga di Sumatera. Menyalip Bandar Lampung dan Padang yang
lima tahun sebelumnya masih berada di atas. Dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 4,7% per tahun, diperkirakan dalam waktu 15 tahun
mendatang, populasi Pekanbaru akan melampaui Makassar dan Palembang.
Jika
Anda hendak melancong ke Pekanbaru, maka jangan harap menemukan obyek
wisata yang representatif. Untuk warga kotanya saja, Pekanbaru tak
banyak memiliki tempat hiburan yang menyenangkan. Oleh karenanya jika
musim liburan tiba, tempat-tempat wisata di Sumatera Barat menjadi
tujuan favorit mereka. Boleh dibilang Pekanbaru bukanlah kota wisata.
Namun jika Anda singgah ke kota ini, Museum Sang Nila Utama layak untuk
dikunjungi. Museum yang terletak di jantung kota ini menampilkan
barang-barang kesenian Melayu Riau. Untuk berbelanja buah tangan, Pasar
Bawah tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan Anda. Disini selain
hasil kerajinan Sumatera Barat, juga banyak ditemui produk asal
Malaysia. Untuk oleh-oleh khas Pekanbaru, pasar ini juga menjual lempuk
durian, bolu kemojo, dan wajik tape melayu.
Satu lagi yang menjadi trademark
wisatawan ketika berkunjung ke kota ini adalah kedai kopi Kim Teng.
Warung kopi yang terletak di Jalan Senapelan ini, didirikan oleh Tan Kim
Teng, salah seorang pejuang kemerdekaan yang telah berbisnis sejak
tahun 1956. Disini Anda bisa mencicipi roti srikaya sambil menyeruput
kopi tanpa ampas. Kini kedai kopi yang telah memiliki empat cabang itu,
dikelola oleh generasi ketiga. Meski Pekanbaru minim tempat wisata dan
oleh-oleh, namun untuk penginapan Anda tak perlu khawatir. Disini Anda
dengan mudah akan menemukan hotel-hotel kelas melati hingga yang
berberbintang lima.
Perkembangan
Pekanbaru belakangan ini, ditopang oleh kinerja perekonomian Riau yang
cukup fantastis. Berdasarkan PDRB per kapita, Riau merupakan wilayah
termakmur ketiga di Indonesia setelah Kalimantan Timur dan Jakarta.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pembagian keuntungan minyak tak
lagi tersedot ke pemerintah pusat. Daerah yang menjadi pemilik hakiki
kekayaan tersebut, mendapatkan sharing yang cukup besar.
Mengingat besarnya kekayaan minyak propinsi Riau, sebagian orang
berpendapat bahwa seharusnya Pekanbaru bisa lebih maju lagi dari
sekarang ini. Dibandingkan Kalimantan Timur yang mampu membangun tiga
kota utamanya (Balikpapan, Samarinda, dan Bontang) sekaligus, agaknya
Riau tertinggal satu langkah. Karena di propinsi yang juga kaya hasil
kelapa sawit ini, hanya Pekanbaru saja yang bersolek. Bangkinang,
Bengkalis, Rengat, dan Tembilahan : empat kota utama lainnya di propinsi
Riau, masih jauh tercecer di belakang.
Sejarah Pekanbaru
Semula
Pekanbaru hanyalah bandar persinggahan bagi pedagang Minangkabau yang
hendak berniaga ke Selat Malaka. Lambat laun bandar ini tak hanya
sebagai tempat transit, melainkan telah menjadi daerah tujuan baru
mereka. Makin lama makin banyak masyarakat yang datang dan meneroka
wilayah ini. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka didirikanlah pekan
(pasar) di tepi Sungai Siak, tepatnya di daerah Senapelan. Atas
kesepakatan musyawarah Dewan Menteri Kesultanan Siak, yang terdiri dari
datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), maka
pekan tersebut dinamai Pekanbaru.
Setelah
Indonesia merdeka, Pekanbaru masih menjadi kota kecil yang kurang
berarti. Hingga tahun 1959, kedudukannya tak lebih penting dari
Bukittinggi dan Tanjung Pinang. Sejak ditemukannya ladang-ladang minyak,
maka beramai-ramai para sarjana yang sebagian besar dari Sumatera Barat
datang ke Pekanbaru. Tujuan mereka hendak bekerja di perusahaan Caltex,
sambil berniaga memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasca-PRRI dan
ditetapkannya Pekanbaru sebagai ibu kota propinsi, banyak pula
masyarakat Melayu pesisir yang bermigrasi ke Pekanbaru. Disini mayoritas
mereka bekerja sebagai pegawai negeri di kantor pemerintah daerah.
Dalam perkembangannya tak hanya etnis Minang dan Melayu yang
berduyun-duyun membanjiri Pekanbaru, namun juga suku Jawa dan komunitas
Tapanuli Selatan. Kedatangan orang-orang Mandailing-Angkola, terutama
sejak diangkatnya Kaharuddin Nasution sebagai penguasa perang Riau
Daratan dipenghujung tahun 1950-an.
Lanskap kota Pekanbaru. Nampak Menara Dang Merdu (kiri) dan Perpustakaan Soeman Hs (tengah)
INFORMASI PEKANBARU
Kota Pekanbaru berada hampir di tengah
Pulau Sumatera atau pada posisi Timur jajaran Bukit Barisan. Total
wilayah kota ini adalah 633,01 km dengan ketinggian 5-50 m diatas
permukaan laut dan memiliki iklim tropis dengan suhu berkisar antara
23°C-33°C.
Secara Geography, Kota Pekanbaru
terletak pada posisi 101°14´ 101°34 Bujur Timur dan 0°25´-0°45 Lintang
Utara, dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Kampar dan Siak
Selatan : Kabupaten PelalawanBarat : Kabupaten Kampar
Timur : Kabupaten Pelalawan
Sebagai sebuah kota modern, Kota
Pekanbaru secara berkelanjutan dilengkapi dengan infrastruktur/
fasilitas umum yang semakin baik. Dengan tersedianya transportasi
darat, laut, serta udara, kota-kota besar dan negara-negara tetangga
dapat dijangkau melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II. Pelabuhan kapal
dan ferry di Sungai Siak dan jaringan jalan raya yang menghubungkan
Kota Pekanbaru dengan seluruh kota-kota di Pulau Sumatera bahkan
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.
Infrastruktur penting lainnya adalah
Jaringan Listrik,Air Bersih, Layanan Kesehatan, dan Perbankan juga
telah tersedia. Pemerintah Daerah juga telah mendukung berdirinya
Perguruan Tinggi untuk membawa masyarakat Riau ke arah pendidikan yang
semakin baik. Empat Universitas Negeri dan Swasta dan sejumlah
Perguruan Tinggi dari berbagai disipin ilmu dapat ditemukan di Kota
Pekanbaru. Dalam rangka mendukung jalannya kegiatan dunia usaha, Kota
Pekanbaru juga telah memiliki 33 Bank Pemerintah dan Swasta
LAMBANG KOTA
· PERISAI YANG BERBENTUK GERBANG KOTA
· SETANGKAI PADI DAN SEDAHAN KAPAS
· SATU LINGKARAN RANTAI
· RODA TERBANG
· POHON KARET DAN MENARA MINYAK MEMAKAI TAKAL
WARNA LAMBANG
. Merah
. Putih
. Hijau
. Kuning
Dipakai pula warna hitam dan warna sebenarnya alam. Sedangkan warna merah putih dipakai ruangan perisai ditengah-tengah.
ARTI LAMBANG
- Perisai dengan memakai pintu gerbang kota warna hitam mewujudkan lambang dari sebuah kota.
- Lima buah pintu gerbang berarti Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia.
- Padi dan kapas lambang kemakmuran atau sandang pangan rakyat.
- Rantai yang melingkari mengartikan kekokohan persatuan rakyat.
- Roda terbang melambangkan perkembangan yang dinamis.
- Pohon karet, menara minyak takal berarti sebagai kota dagang dan kota pelabuhan yang banyak mengekspor hasil hutan dan hasil bumi.
- Ditengah-tengah perisai yang berbentuk jantung terdapat sebuah tombak bambu yang tangkainya berwarna coklat tua, matanya berwarna perak tegak lurus, mewujudkan kepahlawanan (kekuatan rakyat) dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tanah air.
- Garis lurus melintang yang terletak antara merah putih, maksudnya melukiskan khatulistiwa.
Kota pekanbaru yang dikenal dengan slogan "KOTAKU, KOTAMU DAN KOTA KITA BERTUAH", mempunyai motto: BERSIH, TERTIB, USAHA BERSAMA, AMAN, dan HARMONIS dengan arti:
- BERSIH
Bersih lahir, jiwa, rumahtangga, lingkungan pasar, pendidikan, tempat hiburan/rekreasi, jalur hijau dan pusat kesehatan. - TERTIB
Tertib pribadi, keluarga, lingkungan pekerjaan, beribadat, lalu lintas sehingga terwujud warga yang selalu menjunjung tinggi norma kaidah dan peraturan yang berlaku. - USAHA BERSAMA
Keterlibatan kebersamaan dari pemerintah, orpol, ormas, generasi muda, alim ulama, cerdik cendekiawan, seniman dan seluruh lapisan masyarakat dalam berfikir dan berusaha guna mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. - AMAN
Rasa tentram setiap pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat dan kotanya dari gangguan ancaman dan hambatan dalam berfikir dan berusaha guna menjalankan ibadah dan melaksanakan pembangunan. - HARMONIS
Serasi, seiya sekata, senasib, sepenanggungan saling hormat menghormati.
Setukul bagai palu
Seciap bagai ayam
Sedencing bagai besi
Yang tua dihormati
Yang muda dikasihi
Yang cerdik pandai dihargai
Yang memerintah ditaati.
No. | Prestasi | Tahun Peroleh |
Pemberi Penghargaan | ||||
1. | Penghargaan Kota Bersih Kategori Kota Besar Se- Propinsi Riau | 2002 | Gubernur Riau | ||||
2. | Piala Wahana Tata Nugraha | 2002 | Menteri Perhubungan | ||||
3. | Kota Koperasi | 2003 | Menteri Koperasi Dan UKM RI | ||||
4. | Pengembangan Karang Taruna | 2003 | Menteri Sosial Replublik Indonesia | ||||
5. | Piala Wahana Tata Nugraha | 2003 | Menteri Perhubungan | ||||
6. | Penghargaan Kota Bersih Kategori Kota Besar Se-Propinsi Riau | 2003 | Pemerintah Propinsi Riau | ||||
7. | Juara Umum STQ Tingkat Provinsi Riau | 2004 | Gubernur Riau | ||||
8. | Penghargaan Kota Terbersih I (satu) Se-Propinsi Riau | 2004 | Gubernur Riau | ||||
9. | Piala Wahana Tata Nugraha | 2005 | Menteri Perhubungan RI | ||||
10. | Piala Adipura Kota Besar terbersih di Indonesia | 2005 | Presiden Republik Indonesia | ||||
11. | Swasti Saba (Kota Sehat) | 2005 | Wakil Presiden RI | ||||
12. | Anugrah Lingkungan Untuk Kota Bersih dan Hijau | 2005 | Menteri Lingkungan Hidup RI | ||||
13. | Piagam Penghargaan Kota Bersih Se-Prop. Riau | 2005 | Guberbernur Riau | ||||
14. | Piala Adipura Kota Besar Terbersih di Indonesia | 2006 | Presiden Republik Indonesia | ||||
15. | The Best Location (Kawasan Pasar Terbersih di Indonesia) | 2006 | Presiden Republik Indonesia | ||||
16. | Juara Umum MTQ Tingkat Propinsi Riau ke 18 di Dumai | 2006 | Gubernur Riau | ||||
17. | Penghargaan Terbaik I (satu) Investment Award Prop. Riau | 2006 | Gubernur Riau | ||||
18. | Penghargaan Kota Terbersih I (Satu) Se-Propinsi Riau | 2006 | Gubernur Riau | ||||
19. | Piala Wahana Tata Nugraha | 2007 | Menteri Perhubungan RI | ||||
20. | Piala Adipura Kota Besar Terbersih di Indonesia | 2007 | Presiden Republik Indonesia | ||||
21. | Best Location (Kawasan Jalan, Pasar dan Terminal Terbersih di Indonesia) | 2007 | Presiden Republik Indonesia | ||||
22. | Adiwiyata (Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Budaya) | 2007 | Presiden Republik Indonesia | ||||
23. | Penghargaan Kota Terbersih I (Satu) Se-Propinsi Riau | 2007 | Gubernur Riau | ||||
24. | Anugrah Hang Tuah DMDI | 2007 | Presiden Dunia Melayu Dunia Islam | ||||
25. | Swasti Shaba (Kota Sehat Taraf Pengembangan) | 2007 | Menteri Kesehatan RI | ||||
26. | Piala Penghargaan Terbaik I Investment Award Kab/Kota Terbaik se-Propinsi Riau | 2007 | Gubernur Riau | ||||
27. | Piagam Penghargaan Penerbitan PERDA AKTE KELAHIRAN BEBAS BEA | 2007 | Presiden RI | ||||
28. | Piala Wahana Tata Nugraha | 2008 | Wakil Presiden RI | ||||
29. | Piala ADIPURA Kota Besar Terbersih di Indonesia | 2008 | Presiden RI | ||||
30. | Adiwiyata (Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Budaya) | 2008 | Presiden RI | ||||
31. | Best Location (Kawasan Pasar Terbersih di Indonesia) | 2008 | Presiden RI | ||||
31 | Penyampaian LAKIP tahun 2007 Secara Tepat Waktu | 2008 | Menteri Negara PAN RI | ||||
32 | Penyampaian Penetapan Kinerja tahun 2008 Secara Tepat Waktu | 2008 | Menteri Negara PAN RI | ||||
33 | Piagam Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan (Koperasi dan UKM) | 2008 | Presiden RI | ||||
34 | Penghargaan Bintang Jasa Pratama | 2008 | Presiden RI | ||||
35 | Pamong Awards | 2008 | Menteri Dalam Negeri | ||||
36 | Penghargan Upakarti Jasa Kepedulian sektor IKM | 2009 | Presiden RI | ||||
37 | Piala Adipira Kota Besar Terbersih di Indonesia | 2009 | Presiden RI | ||||
38 | Penyampaian LAKIP tahun 2008 secara Tepat Waktu | 2009 | Menteri Negara PAN RI | ||||
39 | Piala Wahana Tata Nugraha | 2009 | Wakil Presiden RI | ||||
40 | Tanda Penghargaan Lencana MELATI | 2009 | Ketua Kwartir Nasional | ||||
41 | Satyalancana Karya Satya 30 Tahun | 2009 | Presiden RI | ||||
42 | Penghargaan Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja (3K) | 2009 | Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI | ||||
43 | Penghargaan Daerah Berprestasi Tentang Kinerja Keuangan, Ekonomi dan Kesejahteraan | 2009 | Menteri Keuangan RI | ||||
44 | Juara Umum I MTQ XXVIII Propinsi Riau | 2009 | Gubernur Riau | ||||
45 | Juara II Pawai Ta'aruf MTQ XXVIII Propinsi Riau | 2009 | Gubernur Riau | ||||
46 | Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara | 2010 | Presiden RI | ||||
47 |
|
2010 |
|
||||
48 |
|
2010 |
|
||||
49 |
|
2010 |
|
||||
50 |
|
2010 |
|
||||
51 |
|
2010 |
|
||||
52 |
|
2010 |
|
||||
53 |
|
2010 |
|
||||
54 |
|
2010 |
|
||||
55 |
|
2010 |
|
||||
56 |
|
2010 |
|
||||
57 |
|
2010 |
|
||||
58 |
|
2010 |
|
||||
59 |
|
2010 |
|
||||
60 | Penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) | 2011 | Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI | ||||
61 | ADIPURA ( Kota Besar Terbersih di Indonesia ) | 2011 | Presiden Republik Indonesia | ||||
62 | ADIWIYATA MANDIRI (Sekolah berwawasan & Berbudaya Lingkungan ) | 2011 | Presiden Republik Indonesia | ||||
63 | ADIWIYATA ( Sekolah berwawasan & Berbudaya Lingkungan ) | 2011 | Menteri Lingkungan Hidup RI | ||||
64 | The Best Location ( Kawasan Terbersih ) Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) | 2011 | Menteri Lingkungan Hidup RI | ||||
65 | |||||||
66 | |||||||
67 | |||||||
68 | |||||||
69 |
Sumber : Dari berbagai sumber
sumber gambar : http://www.skyscrapercity.com
No comments:
Post a Comment