1. Flat Earth Conspiration
2. Lucid Dream - Adventure in Dreamland
DarwinBlog
GoBlog tentang serba-serbi bermanfaat ilmu dan ilmiah, hiburan, sosial sejarah, software, dll
Saturday, 22 June 2019
Wednesday, 5 April 2017
Legenda Shambhala
Selama ribuan tahun ada sebuah rumor yang beredar bahwa di suatu tempat di Tibet, diantara puncak-puncak bersalju Himalaya dan lembah-lembah yang terpencil ada sebuah surga yang tidak tersentuh, sebuah kerajaan dimana kebijakan universal dan damai yang tidak terlukiskan berada. Orang tibet meyakini ada sebuah kerajaan legendaris yang tersembunyi di suatu tempat di antara Pegunungan Himalaya dan Gurun Gobi. Kerajaan itu bernama Shambhala. Mitos mengenai ini juga disebut dalam berbagai naskah kuno, termasuk di Kalachakra dan Zhang Zhung yang bahkan sudah ada sebelum agama Budha masuk ke Tibet.
Legenda Dunia Agartha
Banyak orang yang percaya dengan teori bahwa Bumi itu berongga dan di bagian tengahnya ada lubang besar. Di dalam lubang itu lah ada daerah tersembunyi yang belum pernah dikunjungi manusia.
Tentu saja cerita ini hanya legenda, dan belum ada pembuktiannya. Tetapi seperti halnya semua legenda, setiap kisah legenda pasti ada dasarnya. Begitu juga dengan Agartha. Sebenarnya hampir semua agama mempunyai teori tentang dunia bawah tanah ini. Namun tentu saja hal ini sangat tergantung dari interpretasi masing-masing orang.
Tentu saja cerita ini hanya legenda, dan belum ada pembuktiannya. Tetapi seperti halnya semua legenda, setiap kisah legenda pasti ada dasarnya. Begitu juga dengan Agartha. Sebenarnya hampir semua agama mempunyai teori tentang dunia bawah tanah ini. Namun tentu saja hal ini sangat tergantung dari interpretasi masing-masing orang.
Wednesday, 19 August 2015
TIMBULNYA PERPECAHAN DAN MACAM-MACAM ALIRAN DALAM ISLAM (2)
SYI'AH
Sy'iah menurut bahasa berarti
pengikut dan penolong, dan diucapkan untuk sekelompok manusia yang
bersatu/berkumpul dalam satu masalah, dan kepada setiap orang yang menolong
seseorang dan berhimpun membentuk suatu kelompok padanya. Kemudian kata ini
dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan membantu khalifah 'Ali dan
keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini. Sedangkan dalam
istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan
Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang dikomandoi oleh
Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman.
Menurut Asy-Syihristaniy Syi'ah
adalah kelompok yang mengikuti Khalifah 'Ali dan menyatakan kepemimpinannya
baik secara nash ataupun wasiat yang adakalanya secara jelas ataupun samar, dan
mereka berkeyakinan bahwa kepemimpinan (Imamah) tidak keluar dari anak-anaknya,
dan jika keluar darinya maka itu terjadi secara zalim atau sebab taqiyah
darinya.
Setelah terbunuhnya Utsman bin
Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu Abdullah bin Saba’ mengintrodusir ajarannya
secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa
kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu karena
suatu nash (teks) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, menurut Abdullah
bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan
tersebut.
Keyakinan itu berkembang sampai
kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka
diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, yaitu
mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain.
Aliran Syi’ah pada abad pertama
hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai
berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 Hijriyah dan
abad-abad berikutnya.
Para sejarawan berbeda pendapat akan
awal munculnya Syi'ah, diantaranya :
- muncul sejak jaman Nabi Muhammad SAW (pendapat ulama Syi'ah)
- muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin)
- muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan (Muhammad
Abu Zahrah)
- muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H (pendapat
Orientalis Yulius W)
- muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)
- muncul di akhir abad pertama hijriyyah ( Dr. 'Irfan Abdul
Humaid
Menurut sebagian ahli sejarah
madzhab ini disebarkan pertama kali oleh Abdullah bin Saba yaitu seorang Yahudi
yang pura-pura masuk Islam, dan hampir dibunuh oleh Ali.
Dr. Fuad Mohammad Fachruddin membagi
Syi'ah menjadi 4 macam aliran :
-
Ekstrimis (al-Ghulatiyyah), sekarang
sudah tidak ada lagi.
-
Isma’iliyah dan cabang-cabangnya,
Tersebar di India, Pakistan, Afrika Utara , Eropa dan Amerika.
-
Zaidiyyah, Tersebar di Yaman dan
sekitarnya.
-
12 Imam (Itsna 'Asyariyyah/Imamiyyah),
Syi'ah yang paling banyak mempunyai pengikut di dunia
tersebar di Iran, Irak, Lebanon, India, Pakistan dan bahkan di Arab Saudi serta
negara-negara Teluk. Diperkirakan pengikutnya sekitar 120 juta orang.
Pendapat-pendapat mereka :
-
Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak
mendukung Ali (kecuali Syiah Zaidiyah sekarang-pen)
-
Kepemimpinan (Imamah) merupakan satu
dari beberapa pokok keimanan.
-
Memandang Imam Itu ma'shum (orang
suci)
-
Wajib adanya Imam yang tersembunyi
(Al-Imam Al- Mastur)
-
Al-Quran yang sekarang mengalami
perubahan dan pengurangan, sedangkan yang asli berada di tangan Al-Imam
Al-Mastur (Syi'ah Imamiyah)
-
Tidak mengamalkan hadits kecuali
dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahli Bait), (kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)
-
Memperbolehkan taqiyah
-
Tidak menerima ijma dan qiyas
(kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)
-
Wajib sujud di atas tanah atau batu
(Syi'ah Imamiyah)
-
Memperbolehkan nikah mut'ah (Syi'ah
Imamiyah)
-
Tidak melakukan shalat Jumat karena
Imam yang asli tidak ada (Syi'ah Imamiyah)
TIMBULNYA PERPECAHAN DAN MACAM-MACAM ALIRAN DALAM ISLAM (1)
Persoalan
teologi yang berawal dari persoalan politik pemerintahan, tidak sedikit
berimbas terhadapan tatanan kehidupan masyarakat sosial yang secara tidak
langsung ikut terlibat serta menjadi bagian di dalamnya. Berbagai kalangan
bersaing untuk mempertahankan paham mereka, bahkan hingga menimbulkan
perselisihan di dalam golongan itu sendiri. Hal ini menggambarkan bahwa
bukanlah suatu hal yang aneh jika terjadi perpecahan di kalangan umat Islam,
terlebih dalam satu golongan tidak kokoh dengan satu pemahaman.
Adapun
pengaruh atau imbas dari teologi itu sendiri adalah :
Terpecahnya Umat
Islam dalam Keberagaman Sudut Pandang
Terpecahnya
umat Islam pada saat itu, tidak terlepas dari sejarah lahirnya teologi, yang
berawal dari terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan serta naiknya Ali sebagai
Khalifah yang memimpin dunia Islam pada saat itu. Sejarah Islam secara gamblang
menjelaskan bahwa Perang Siffin berimbas kepada lahirnya golongan-golongan yang
berdiri di atas paham mereka sendiri. Persoalan teologipun menjadi suatu hal
yang menarik pada saat itu, terlebih jika dikaitkan dengan berbagai
perkembangan pemikiran dari suatu golongan dan bahkan peikiran para tokoh
Islam.
Setidaknya banyak aliran yang timbul dari persoalan ini, antara lain Khawarij, Murji’ah dan Mu’tazilah serta Qadariyah dan Jabariyah. Aliran-aliran ini berdiri dengan paham dan pemikiran mereka masing-masing terhadap situasi yang terjadi pada saat itu. Dengan adanya golongan-golongan inilah menggambarkan bahwa Islam terpecah dalam beberapa kelompok yang menjunjung tinggi pemikiran mereka masing-masing. Kecekcokan dalam Suatu Golongan. Bukan hanya melibatkan kelompok-kelompok besar, teologi ternyata juga berdampak terhadap apa yang terjadi di dalam golongan-golongan tersebut. Persoalan yang awalnya menimbulkan perbedaan beberapa golongan, ternyata juga mengalami perbedaan tersendiri di dalam ruang lingkup golongan tersebut. Khawarij misalnya, yang dikenal sebagai barisan yang keluar dari pendukung Ali bin Abi Thalib, dan telah mempunyai pemikiran tersendiri, ternyata dari pengikut golongan khawarijpun tepecah ke dalam beberapa sekte dengan pemikiran yang berbeda. Golongan khawarij juga sering mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan Umat Islam yang ada di zaman mereka. Lain hal dengan Mu’tazilah, setelah beberapa saat mencapai puncak kejayaannya, Mu’tazilah mengalami kemunduran drastis yang disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri. Mereka yang hendak mempertahankan pemikiran dan kebebasan mereka sendiri, malah memusuhi orang-orang yang tidak mengikuti paham mereka. Peristiwa ini mencapai puncak hingga menimbulkan perpecahan yang justru melahirkan golongan baru.
Tidak sedikit dari golongan-golongan ini yang menggunakan kekerasan dalam pelaksanaannya. Banyak terjadi pemaksaan terhadap umat Islam dan terhadap pengikut golongan itu sendiri untuk meyakini atau ikut dengan pemikiran yang mereka anut. Dan tentunya tidak semua pihak yang mampu menerima tindak paksaan seperti itu, sehingga memicu kekerasan yang akan berdampak lebih buruk lagi. Dari fenomena ini terlihat bahwa keberagaman pemikiran dan sifat ingin berkuasanya manusia dapat menimbulkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti peperangan antar sesame Muslim.
Setidaknya banyak aliran yang timbul dari persoalan ini, antara lain Khawarij, Murji’ah dan Mu’tazilah serta Qadariyah dan Jabariyah. Aliran-aliran ini berdiri dengan paham dan pemikiran mereka masing-masing terhadap situasi yang terjadi pada saat itu. Dengan adanya golongan-golongan inilah menggambarkan bahwa Islam terpecah dalam beberapa kelompok yang menjunjung tinggi pemikiran mereka masing-masing. Kecekcokan dalam Suatu Golongan. Bukan hanya melibatkan kelompok-kelompok besar, teologi ternyata juga berdampak terhadap apa yang terjadi di dalam golongan-golongan tersebut. Persoalan yang awalnya menimbulkan perbedaan beberapa golongan, ternyata juga mengalami perbedaan tersendiri di dalam ruang lingkup golongan tersebut. Khawarij misalnya, yang dikenal sebagai barisan yang keluar dari pendukung Ali bin Abi Thalib, dan telah mempunyai pemikiran tersendiri, ternyata dari pengikut golongan khawarijpun tepecah ke dalam beberapa sekte dengan pemikiran yang berbeda. Golongan khawarij juga sering mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan Umat Islam yang ada di zaman mereka. Lain hal dengan Mu’tazilah, setelah beberapa saat mencapai puncak kejayaannya, Mu’tazilah mengalami kemunduran drastis yang disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri. Mereka yang hendak mempertahankan pemikiran dan kebebasan mereka sendiri, malah memusuhi orang-orang yang tidak mengikuti paham mereka. Peristiwa ini mencapai puncak hingga menimbulkan perpecahan yang justru melahirkan golongan baru.
Tidak sedikit dari golongan-golongan ini yang menggunakan kekerasan dalam pelaksanaannya. Banyak terjadi pemaksaan terhadap umat Islam dan terhadap pengikut golongan itu sendiri untuk meyakini atau ikut dengan pemikiran yang mereka anut. Dan tentunya tidak semua pihak yang mampu menerima tindak paksaan seperti itu, sehingga memicu kekerasan yang akan berdampak lebih buruk lagi. Dari fenomena ini terlihat bahwa keberagaman pemikiran dan sifat ingin berkuasanya manusia dapat menimbulkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti peperangan antar sesame Muslim.
Subscribe to:
Posts (Atom)