Salah satu upaya untuk mewujudkan pengembangan ekonomi daerah tertinggal yakni dengan cara pembangunan kawasan produksi berbasis komoditas unggulan. Peternakan sapi potong dapat menjadi salah satu komoditas unggulan yang layak dikembangkan guna meningkatkan pendapatan masyarakat daerah tertinggal. Selama ini, sebagian besar pola peternakan sapi potong rakyat masih menggunakan pola tradisional dan belum tersentuh inovasi teknologi tepat guna. Masyarakat masih menganggap ternak sapi hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan lahan pertanian. Cara beternak yang masih individual dengan pola pemeliharaan di dekat rumah tinggal dan pemberian pakan seadanya mengakibatkan populasi ternak dan produktifitasnya relatif kurang berkembang. Pola pemeliharaan ternak sapi potong rakyat selama ini perlu diubah guna mempercepat peningkatan produktifitasnya. Pertanian organik terpadu berbasis peternakan terbukti sangat menguntungkan. Integrasi ternak dengan lahan pertanian merupakan upaya percepatan pengembangan peternakan dengan penerapan keterpaduan antar komoditas ternak dengan usaha tanaman pangan, perkebunan dan perikanan yang saling menguntungkan berupa limbah usaha tanaman pangan, perkebunan dan perikanan yang digunakan sebagai pakan ternak untuk ternak dan kotoran ternak dalam bentuk kompos yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan lahan pertanian. Kegiatan pertanian terpadu membutuhkan bahan organik dalam jumlah banyak. Dari kegiatan penggemukan sapi potong dapat dihasilkan bahan organik berupa pupuk kandang dan pupuk cair. Sebagai gambaran, dari 3 ekor sapi dapat dihasilkan kotoran yang dapat dipakai untuk memupuk 5 Ha sawah per tahun. Selain itu, dengan teknologi sederhana kotoran ternak dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif menjadi biogas.
sumber : http://arie-uptd.blogspot.com/2009/12/integrasi-peternakan-dengan-lahan_19.html